OPM Deklarasikan Masyarakat yang Tidak Tergabung dengan OPM sebagai Musuh, Termasuk Masyarakat Asli Papua

Hukrim9 views

buletinjubi.com-Pernyataan terbaru yang dikeluarkan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memicu keresahan di tengah masyarakat Papua. Melalui juru bicaranya, kelompok tersebut secara terang-terangan menyatakan bahwa siapa pun yang tidak tergabung atau tidak mendukung perjuangan OPM dianggap sebagai musuh, termasuk masyarakat asli Papua yang memilih hidup damai di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Deklarasi yang disampaikan melalui pernyataan tertulis tersebut sontak menimbulkan kecaman luas dari berbagai kalangan, baik tokoh adat, tokoh agama, maupun tokoh pemuda Papua. Pernyataan OPM itu dinilai sebagai bentuk arogansi dan kebencian yang tidak lagi memiliki dasar perjuangan, melainkan hanya memperluas penderitaan rakyat di tanah Papua.

Menurut sejumlah laporan lapangan, deklarasi tersebut bukan hanya sekadar ancaman verbal. Di beberapa wilayah seperti Pegunungan Bintang, Intan Jaya, dan Yahukimo, kelompok OPM dilaporkan telah melakukan intimidasi bahkan penyerangan terhadap warga sipil yang dianggap “tidak setia” kepada kelompok mereka. Warga asli Papua yang bekerja sama dengan aparat keamanan atau terlibat dalam kegiatan pembangunan juga menjadi sasaran teror.

Kepala Suku Besar Lanny Jaya, Bapak Yustus Wenda, dengan tegas mengecam pernyataan tersebut. “Mereka sudah jauh melenceng dari apa yang disebut perjuangan. Kalau masyarakat Papua sendiri dianggap musuh, lalu siapa yang mereka bela? Ini bukan perjuangan, ini kebencian,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa rakyat Papua justru ingin hidup damai dan membangun masa depan melalui pendidikan dan kesejahteraan, bukan melalui kekerasan dan pertumpahan darah, Minggu (12/10/2025).

Sementara itu, tokoh gereja dari wilayah Wamena, Pendeta Matius Kobak, menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan dan pernyataan OPM. Ia menilai kelompok tersebut telah mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan kasih yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua orang Papua. “Ketika seseorang mulai menganggap saudaranya sendiri sebagai musuh hanya karena berbeda pandangan, di situlah kita telah kehilangan jati diri sebagai manusia. OPM seharusnya sadar bahwa kekerasan tidak akan pernah membawa kemerdekaan, hanya membawa air mata,” tuturnya.

Kini, masyarakat Papua semakin kompak menolak ideologi kekerasan yang diusung oleh OPM. Mereka sadar bahwa jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera hanya bisa ditempuh melalui persatuan, pendidikan, dan kerja sama dalam bingkai NKRI. Karena bagi rakyat Papua yang sejati, saudara bukanlah musuh, dan perdamaian jauh lebih berharga daripada peluru dan peperangan.