buletinjubi.com-Kelompok bersenjata yang mengatasnamakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali membuat ulah. Kali ini, mereka melakukan aksi pembakaran terhadap rumah pejabat pemerintah dan kepala distrik di Kampung Usir Belakang, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Aksi ini kembali memicu ketakutan di kalangan masyarakat dan menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut.
Menurut laporan awal dari aparat keamanan setempat, kejadian terjadi pada dini hari, saat warga masih terlelap. Sekelompok orang bersenjata menyerang pemukiman pejabat pemerintah, termasuk rumah Kepala Distrik, yang langsung dilalap si jago merah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian materil ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Aksi keji ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk tokoh adat dan tokoh agama di wilayah Papua. Ketua Dewan Adat Papua wilayah Pegunungan, Yanto Murib, menyatakan bahwa pembakaran rumah pejabat adalah bentuk kebiadaban yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Ini bukan perjuangan, ini teror terhadap rakyat Papua sendiri. Rumah pejabat adalah simbol pelayanan masyarakat. Ketika dibakar, maka yang dirugikan adalah warga. Ini membuktikan bahwa OPM tidak peduli pada rakyat kecil,” kata Yanto, Sabtu (31/5/2025).
Senada dengan itu, Pendeta Markus Tabuni dari Persekutuan Gereja Papua juga mengecam tindakan tersebut. Ia menyatakan bahwa kekerasan tidak akan pernah membawa Papua pada kemajuan. “OPM sering mengklaim berjuang untuk rakyat, tetapi tindakan mereka justru menyengsarakan rakyat. Gereja tidak bisa tinggal diam melihat kekerasan yang terus berulang ini,” tegasnya.
Sementara itu, Dr. Elisa Wonda, pengamat keamanan dan politik Papua dari Universitas Cenderawasih, menilai bahwa aksi-aksi brutal seperti ini merupakan upaya OPM untuk menciptakan ketidakstabilan dan menebar ketakutan. “Dengan menyerang tokoh pemerintah, mereka ingin menunjukkan eksistensi sekaligus menolak kehadiran negara di daerah tersebut. Sayangnya, yang menjadi korban adalah rakyat sendiri,” jelas Elisa.
Pemerintah daerah Kabupaten Puncak Jaya menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen melanjutkan pelayanan publik, meski di tengah ancaman. Bantuan logistik dan tempat tinggal sementara telah disiapkan bagi korban pembakaran.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa situasi keamanan di beberapa wilayah Papua masih rentan terhadap aksi-aksi kekerasan oleh kelompok separatis bersenjata. Aparat keamanan bersama tokoh masyarakat diharapkan terus bersinergi dalam menjaga kedamaian dan keselamatan rakyat Papua.