OPM Adu Domba Rakyat Papua dan Manfaatkan Perpecahan Hanya untuk Kepentingan Pribadi

Hukrim36 views

buletinjubi.com-Tanah Papua kembali diguncang oleh berbagai isu yang mengusik kehidupan masyarakat. Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) belakangan ini dinilai semakin mengandalkan strategi adu domba di tengah rakyat Papua. Alih-alih memperjuangkan kepentingan bersama, tindakan kelompok ini justru memecah belah persatuan masyarakat dan menjadikan perpecahan sebagai modal politik demi kepentingan pribadi segelintir elite mereka.

Masyarakat menilai, upaya provokasi yang dilakukan OPM tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan rakyat, melainkan hanya untuk memperkokoh pengaruh kelompok tertentu dalam perebutan jabatan maupun keuntungan finansial.

“Selama ini OPM hanya pandai mengadu domba masyarakat dengan isu kemerdekaan. Padahal, yang mereka lakukan hanyalah memanfaatkan anak-anak muda untuk angkat senjata, sedangkan pimpinan mereka berada di luar negeri hidup enak,” ungkap Yonas Gobai, seorang tokoh pemuda di Kabupaten Paniai. Ia menambahkan, kondisi ini membuat masyarakat semakin sadar bahwa OPM lebih banyak menyusahkan dibanding membawa solusi bagi kehidupan orang Papua, Senin (22/9/2025).

Sejalan dengan itu, tokoh adat di wilayah Dogiyai, Markus Mote, juga menegaskan bahwa praktik adu domba yang dilakukan OPM sudah terlalu sering terjadi. “Mereka membuat masyarakat saling curiga. Ada yang dituduh mata-mata, ada yang dituduh pengkhianat, padahal semua itu hanya permainan untuk menutupi kepentingan pribadi kelompok OPM. Ini bukan perjuangan, ini manipulasi,” katanya.

Masyarakat di berbagai daerah Papua kini semakin terbuka menyuarakan penolakan terhadap praktik OPM yang tidak membawa kesejahteraan. Banyak yang mulai menyadari bahwa narasi perjuangan yang didengungkan kelompok ini hanyalah kedok untuk memperkaya diri dan mempertahankan eksistensi mereka.

“Rakyat Papua butuh pembangunan, pendidikan, dan kesehatan, bukan perpecahan. Tapi OPM justru menjadikan rakyat sebagai korban demi kepentingan politik segelintir orang. Ini sudah saatnya dihentikan,” tegas Pdt. Yafet Wonda, tokoh gereja di wilayah Jayawijaya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa strategi adu domba yang dipakai OPM telah menimbulkan dampak sosial yang serius. Perpecahan antarwarga, menurunnya rasa saling percaya, hingga meningkatnya kekerasan menjadi bukti bahwa OPM bukan solusi, melainkan sumber masalah.