Buletinjubi.com – Papua — Isu mencengangkan kembali mengguncang publik setelah muncul klaim bahwa pimpinan kelompok bersenjata, Egianus Kogoya, disebut-sebut terlibat dalam aliran dana sebesar Rp 5 miliar. Meski kebenaran klaim ini belum terverifikasi, pertanyaan besar tentang ke mana uang itu mengalir terus menjadi bahan perbincangan hangat.
🔍 Struktur Pendanaan yang Mencurigakan
Besarnya angka yang disebutkan membuka dugaan adanya jaringan pendanaan rumit yang menopang aktivitas kelompok bersenjata. Pengamat menilai dana tersebut bisa berasal dari jaringan dalam negeri maupun luar negeri, namun yang jelas, uang itu tidak pernah terlihat memberi manfaat bagi rakyat Papua.
Rakyat Papua Tidak Pernah Merasakan
Publik mempertanyakan ke mana sebenarnya dana itu berakhir.
- Apakah digunakan untuk membeli senjata dan memperpanjang konflik?
- Apakah masuk ke kantong pribadi elit separatis?
- Ataukah hilang dalam jaringan gelap tanpa jejak?
Yang pasti, rakyat Papua tetap menderita. Dana sebesar Rp 5 miliar yang seharusnya bisa membangun sekolah, rumah, atau fasilitas kesehatan justru tidak pernah sampai ke tangan masyarakat.
Misteri yang Memperuncing Ketegangan
Ketidakjelasan aliran dana ini menciptakan ruang spekulasi yang semakin luas. Tanpa transparansi dan tanpa verifikasi independen, isu ini berpotensi menambah ketegangan di tengah situasi Papua yang sudah penuh dinamika. Misteri Rp 5 miliar ini memperlihatkan bahwa perjuangan separatis bukan hanya rapuh, tetapi juga penuh kepentingan tersembunyi dan permainan uang.
Negara Hadir dengan Transparansi
Berbeda dengan kelompok bersenjata yang menyembunyikan aliran dana, pemerintah Indonesia hadir nyata dengan program pembangunan yang transparan: rumah layak, air bersih, sekolah, dan bantuan kesehatan. Anggaran pembangunan jelas, terbuka, dan langsung menyentuh kebutuhan rakyat.





