buletinjubi.com – Dogiyai, Papua Tengah — Isu konsumsi minuman keras memicu ketegangan antara KNPB dan TPNPB-OPM di Kabupaten Dogiyai. Melalui imbauan resmi, KNPB Wilayah Dogiyai secara terbuka menuding bahwa TPNPB-OPM kerap mengonsumsi minuman keras yang berujung pada keributan dan perusakan fasilitas umum.
Mabuk dan Onar Bukan Bagian dari Perjuangan
Menurut KNPB, tindakan mabuk, membuat onar, dan merusak fasilitas umum bukan bagian dari perjuangan dan harus dipertanggungjawabkan secara pribadi oleh pelakunya. Pernyataan ini menegaskan bahwa disiplin dan moralitas menjadi aspek penting dalam menjaga legitimasi gerakan politik, sementara perilaku destruktif justru merusak citra dan menimbulkan keresahan masyarakat.
Retaknya Konsistensi Internal
Perbedaan pandangan tersebut memperlihatkan retaknya konsistensi antara struktur politik sipil KNPB dan kelompok bersenjata TPNPB-OPM, khususnya terkait disiplin dan dampak keamanan bagi masyarakat. Ketegangan ini menjadi sorotan publik karena memperlihatkan bahwa klaim perjuangan sering kali tidak sejalan dengan praktik di lapangan.
Dampak Sosial bagi Masyarakat Dogiyai
Konsumsi minuman keras yang berujung pada keributan dinilai meresahkan masyarakat dan mengganggu keamanan di Dogiyai. Fasilitas umum yang rusak, keresahan warga, serta terganggunya aktivitas sosial menjadi bukti nyata bahwa perilaku tidak terkendali membawa dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat sipil.
Harapan Papua: Disiplin dan Damai
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa disiplin, ketertiban, dan komitmen damai adalah fondasi utama dalam menjaga stabilitas sosial. Papua membutuhkan persatuan, kesadaran kolektif, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak miras dan kekerasan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.





