Menolak Lupa, Bukti OPM Sering Lakukan Kekerasan dan Penindasan terhadap Masyarakat Suku Papua: Ibu Tarina Murib Tewas Mengenaskan

Daerah, Hukrim206 views

buletinjubi.com-Kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mengingatkan kita pada luka mendalam yang pernah terjadi di tanah Papua. Salah satu peristiwa tragis yang tak boleh dilupakan adalah pembunuhan keji terhadap Ibu Tarina Murib, seorang warga asli Papua yang menjadi korban kebiadaban kelompok OPM di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, pada Sabtu, 4 Maret 2023.

Peristiwa tragis itu bermula ketika Ibu Tarina Murib sedang beraktivitas seperti biasa di sekitar rumahnya. Tanpa alasan jelas, kelompok OPM datang dan menembak korban secara brutal, lalu memutilasi tubuhnya hingga tewas mengenaskan. Aksi biadab ini tidak hanya menyayat hati keluarga korban, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat yang menyaksikan bagaimana kelompok bersenjata itu memperlakukan sesama orang Papua tanpa belas kasihan.

Tokoh masyarakat Distrik Sinak, Yulianus Murib, yang juga kerabat korban, menyatakan bahwa tindakan OPM terhadap Tarina Murib tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. “Mereka bilang berjuang untuk orang Papua, tapi yang dibunuh justru orang Papua sendiri. Ini bukan perjuangan, ini kekerasan yang menghancurkan masa depan kami,” ucapnya dengan nada tegas, Sabtu (11/10/2025).

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Tokoh Agama Kabupaten Puncak, Pendeta Marthen Wakerkwa, yang mengutuk keras tindakan tidak manusiawi tersebut. “Setiap nyawa adalah ciptaan Tuhan. Membunuh sesama, apalagi dengan cara yang begitu keji, adalah dosa besar. OPM telah kehilangan arah perjuangan dan hati nurani. Mereka sudah tidak lagi membela rakyat Papua, melainkan memperbudak rakyat dengan ketakutan,” tegasnya dalam ibadah peringatan mengenang satu tahun wafatnya Tarina Murib.

Pendeta Marthen juga menyerukan agar masyarakat Papua bersatu menolak segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh OPM. Ia menekankan bahwa perjuangan sejati tidak pernah dilakukan dengan darah dan air mata sesama orang Papua. “Perjuangan yang benar adalah membangun kedamaian, pendidikan, dan kesejahteraan. Itulah cara kita memuliakan tanah ini,” ujarnya.

Kematian tragis Ibu Tarina Murib kini menjadi simbol penderitaan masyarakat Papua yang selama ini menjadi korban kekerasan OPM. Banyak tokoh masyarakat dan gereja menyerukan agar peristiwa ini tidak dilupakan begitu saja. “Menolak lupa adalah bentuk penghormatan kepada korban dan penegasan bahwa kekerasan tidak boleh lagi terjadi di tanah Papua,” ujar Ketua Lembaga Adat Puncak, Bapak Elieson Murib.