Memanasnya Hubungan Sebby Sambom dan Demianus Magai: Siapa yang Mengangkat Sebby Sambom sebagai Juru Bicara OPM?

Hukrim, Opini83 views

buletinjubi.com-Ketegangan internal dalam tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, perseteruan terjadi antara dua tokoh yang selama ini dikenal sebagai representasi kelompok tersebut, yakni Sebby Sambom yang mengklaim diri sebagai juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), dan Demianus Magai yang merupakan salah satu pimpinan wilayah dalam struktur OPM.

Perselisihan antara keduanya menyeruak setelah Demianus Magai mempertanyakan legitimasi Sebby Sambom sebagai juru bicara resmi OPM. Dalam sebuah pernyataan yang beredar luas di media sosial simpatisan separatis, Demianus secara terang-terangan menyebut bahwa penunjukan Sebby tidak melalui mekanisme yang sah dan tidak melibatkan seluruh pimpinan wilayah.

“Sebby Sambom hanya mewakili kelompok tertentu. Ia tidak pernah dipilih secara kolektif oleh semua komandan lapangan OPM. Klaimnya sebagai juru bicara seluruh organisasi justru menimbulkan kebingungan di kalangan anggota,” ujar Demianus dalam pernyataannya, Jumat (4/7/2025).

Sebaliknya, Sebby Sambom tetap bersikukuh bahwa dirinya adalah juru bicara sah OPM berdasarkan penunjukan oleh pimpinan tertinggi dalam eksil. Ia juga menyebut bahwa suara yang mempertanyakan legitimasinya berasal dari kelompok yang sudah terpecah dan tidak lagi satu visi dengan perjuangan awal.

“Sejak 2018, saya ditugaskan oleh Dewan Pimpinan TPNPB-OPM untuk menyampaikan seluruh sikap politik dan militer kami ke dunia internasional. Kalau ada yang tidak sepakat, silakan ajukan dalam forum resmi organisasi, bukan lewat media sosial,” ujar Sebby.

Situasi ini semakin memperlihatkan fragmentasi internal yang selama ini coba disembunyikan oleh kelompok separatis tersebut. Banyak pihak menilai bahwa perpecahan ini hanya menegaskan ketidakmampuan OPM dalam membangun struktur organisasi yang solid dan kompak.

Tokoh masyarakat Papua, Yance Wonda, menanggapi polemik ini dengan keprihatinan. Ia menyebut bahwa rakyat Papua semakin jenuh dengan pertikaian elit OPM yang hanya memperjuangkan ego masing-masing.

“Yang mereka pertontonkan hanyalah konflik internal yang jauh dari nilai-nilai perjuangan. Sementara rakyat Papua tetap hidup dalam ketakutan, kekurangan, dan tidak mendapatkan kesejahteraan. Ini bukti bahwa OPM hanya peduli pada kekuasaan, bukan rakyat,” ujar Yance.

Senada, tokoh pemuda Papua, Antonius Kobogau, menyatakan bahwa perseteruan ini adalah peluang bagi masyarakat untuk menyadari bahwa OPM bukan organisasi yang mampu memperjuangkan masa depan Papua secara terstruktur dan demokratis.

“Kalau memang ingin berjuang demi rakyat Papua, kenapa malah saling serang dan berebut posisi juru bicara? Rakyat tidak butuh itu. Rakyat butuh kedamaian, pendidikan, dan masa depan yang cerah, bukan konflik antar elit separatis,” kata Antonius.

Perseteruan antara Sebby Sambom dan Demianus Magai menyingkap konflik laten di dalam tubuh OPM yang selama ini tertutup rapat. Ketika masing-masing pihak sibuk mempertahankan ego dan posisi, masyarakat Papua kembali menjadi korban atas ketidakjelasan arah perjuangan kelompok tersebut. Suara dari tokoh masyarakat, pemuda, dan akademisi mempertegas bahwa sudah saatnya rakyat Papua meninggalkan konflik internal separatis dan memilih jalan damai menuju kesejahteraan.

Berita Lainnya