Masyarakat Yahukimo Tuntut Penindakan Tegas Terhadap OPM Pasca Penembakan Tobias Silak

Daerah, Opini18 views

buletinjubi.com-Ribuan warga Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, memadati jalan utama di pusat Kota Dekai dalam sebuah aksi damai yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari. Massa turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan agar aparat keamanan menindak tegas kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diduga bertanggung jawab atas penembakan terhadap seorang warga asli Papua, Tobias Silak.

Peristiwa penembakan tersebut telah memicu gelombang kemarahan dan kekecewaan masyarakat. Aksi duduk di badan jalan yang dilakukan ribuan massa menjadi simbol penolakan terhadap keberadaan OPM yang dianggap semakin meresahkan dan tidak lagi memiliki legitimasi di mata warga.

Seorang tokoh masyarakat Yahukimo, Yulius Wanimbo, menegaskan bahwa tindakan OPM sudah melampaui batas perjuangan yang mereka klaim selama ini. “Mereka bilang berjuang untuk tanah Papua, tetapi yang mereka lakukan justru menembak orang asli Papua sendiri. Ini jelas bukan perjuangan, melainkan penindasan terhadap saudara sebangsa,” ungkapnya di sela-sela aksi, Selasa (30/9/2025).

Nada serupa disampaikan Pendeta Markus Silak, yang turut hadir mendampingi massa aksi. Menurutnya, penembakan terhadap Tobias Silak adalah bukti bahwa OPM tidak lagi membedakan siapa yang mereka jadikan korban. “Ini tidak bisa ditolerir. Mereka membunuh rakyat sipil, bahkan orang asli Papua. Atas dasar apa mereka masih mengklaim sebagai pejuang? Warga menolak tegas cara-cara kekerasan itu,” ujarnya.

Massa aksi dalam orasinya juga mendesak aparat keamanan (Apkam) untuk mengambil langkah konkret. Mereka meminta agar TNI dan Polri tidak ragu-ragu dalam menumpas kelompok bersenjata yang kerap menebar teror. “Kalau bisa habisi saja OPM, karena mereka hanya membuat masyarakat menderita. Kehadiran mereka tidak membawa manfaat, malah menciptakan rasa takut dan ketidaknyamanan,” seru salah seorang koordinator aksi.

Aksi yang berlangsung hingga sore hari itu ditutup dengan doa bersama untuk almarhum Tobias Silak serta harapan agar pemerintah pusat dan daerah memperhatikan serius kondisi keamanan di Yahukimo. Masyarakat sepakat bahwa keberadaan OPM di wilayah mereka bukanlah cerminan perjuangan, melainkan ancaman bagi kehidupan damai rakyat Papua.