Masyarakat Terpaksa Berjalan Kaki untuk Menjual Bama, Akibat Gangguan OPM di Jalan Trans Nabire

Daerah, Hukrim19 views

buletinjubi.com-Akses transportasi masyarakat di Kabupaten Nabire kembali terganggu akibat ulah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kerap menghadang pengguna jalan di ruas Trans Nabire. Kondisi tersebut membuat warga harus menempuh perjalanan kaki berjam-jam hanya untuk menjual Bahan Makanan (Bamak) ke pasar.

Situasi ini sangat dirasakan oleh masyarakat pedalaman yang menggantungkan hidup dari hasil kebun. Salah seorang warga Kampung Siriwo, Markus (45), mengaku harus berjalan kaki sejauh puluhan kilometer untuk membawa hasil bumi ke pusat kota Nabire. Menurutnya, jalan Trans Nabire yang seharusnya menjadi jalur utama kini terasa menakutkan karena sering muncul ancaman dari kelompok OPM.

“Kami hanya mau cari makan dengan menjual hasil kebun. Tapi karena ada gangguan dari OPM, kendaraan tidak bisa lewat, jadi kami pilih jalan kaki. Jaraknya jauh, capek sekali, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).

Selain itu, tokoh agama di Nabire, Pdt. Samuel Yoteni, mengingatkan bahwa aksi kekerasan dan pemalangan jalan tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan maupun ajaran agama. “Kalau benar berjuang untuk rakyat, jangan sampai membuat rakyat lapar dan sengsara. Tuhan tidak pernah mengajarkan kekerasan sebagai jalan keluar,” ujarnya.

Meski terpaksa berjalan kaki, warga tetap berupaya mempertahankan aktivitas ekonomi mereka. Namun, mereka berharap kondisi keamanan segera pulih sehingga kendaraan bisa kembali melintas di jalur Trans Nabire.

“Kami ingin hidup aman, bisa berjualan hasil kebun dengan tenang, tanpa rasa takut. Tidak ada orang Papua yang mau terus hidup dalam ketakutan karena ulah segelintir orang,” kata Markus dengan nada tegas.