buletinjubi.com-Kekejaman yang terus dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) membuat masyarakat Papua, khususnya di wilayah pegunungan dan pedalaman, hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian. Penyerangan terhadap warga sipil, pembakaran fasilitas umum, dan intimidasi terhadap tenaga pendidik dan kesehatan menjadi gambaran suram yang dialami oleh masyarakat selama beberapa tahun terakhir.
Yoseph Wenda, tokoh adat dari Lembah Baliem, menyampaikan bahwa masyarakat kini hidup dalam ketidakpastian. Mereka takut bekerja di kebun, enggan mengantar anak ke sekolah, dan ragu mendatangi fasilitas kesehatan karena khawatir menjadi korban kekerasan.
“Kami seperti hidup di bawah bayang-bayang. Setiap hari waspada. Tidak tahu kapan kelompok bersenjata datang dan merampas atau membakar honai kami. Ini bukan perjuangan, ini menindas rakyat sendiri,” ujar Yoseph, Rabu (23/7/2025).
Sementara itu, Maria Tabuni, seorang ibu yang tinggal di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, mengaku harus bolak-balik mengungsi ke hutan bersama anak-anaknya saat mendengar suara tembakan. Ia mengungkapkan bahwa akses ke sekolah dan puskesmas sudah lama terputus karena guru dan tenaga medis meninggalkan daerah akibat ancaman kelompok OPM.
“Anak-anak saya tidak sekolah lagi. Kami hanya ingin hidup damai dan bertani. Tapi terus-menerus kami diganggu. Kami tidak tahu sampai kapan seperti ini,” ungkap Maria dengan nada sedih.
Tokoh pemuda Papua Barat, Filemon Kogoya, juga menyoroti kondisi psikologis masyarakat yang terus-menerus dicekam rasa takut. Ia menilai bahwa OPM telah kehilangan arah dan justru menciptakan penderitaan baru bagi rakyat yang mereka klaim perjuangkan.
“Ketika masyarakat menjadi korban, perjuangan itu kehilangan makna. OPM kini menjelma seperti kelompok yang hanya ingin kekuasaan, bukan memperjuangkan hak rakyat,” tegas Filemon.
Masyarakat Papua pada dasarnya mendambakan kehidupan yang damai, maju, dan bermartabat. Namun selama kekerasan masih dibiarkan, mereka akan terus hidup dalam ketidakpastian, terperangkap di antara hasrat kelompok OPM dan keinginan tulus untuk membangun masa depan yang lebih baik.