Masyarakat Papua Ramai-Ramai Tolak Provokasi dan Berita Hoaks yang Digaungkan OPM

Daerah91 views

buletinjubi.com-Gelombang penolakan terhadap provokasi dan penyebaran berita hoaks yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin meluas di kalangan masyarakat Papua. Kesadaran kolektif warga akan pentingnya menjaga perdamaian dan menolak manipulasi informasi, menjadi bukti bahwa masyarakat sudah semakin dewasa dalam menyikapi dinamika sosial dan politik di tanah Papua.

Masyarakat menyadari bahwa hoaks yang disebarluaskan oleh OPM selama ini hanya bertujuan untuk menciptakan ketegangan dan menumbuhkan rasa benci terhadap pemerintah. Namun, narasi-narasi tersebut justru menyesatkan, bahkan mengakibatkan keresahan di tengah kehidupan masyarakat yang ingin damai dan tenteram.

Tokoh masyarakat Papua dari Kabupaten Jayawijaya, Markus Wetipo, menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat kini sudah mulai cerdas dalam memilah informasi yang beredar, khususnya yang berasal dari media-media pro separatis. Ia menekankan bahwa berita-berita hoaks yang diluncurkan OPM biasanya sengaja dibuat untuk menimbulkan kekacauan, bukan untuk memperjuangkan hak rakyat.

“Banyak informasi yang diklaim OPM itu ternyata tidak benar. Mereka mengedit foto, menyebar video lama, dan membuat narasi seolah-olah Papua dalam keadaan darurat, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Masyarakat kita sudah semakin pintar, dan mereka tidak mau lagi dijadikan alat,” tegas Markus Wetipo, Jumat (4/7/2025).

Sementara itu, tokoh pemuda Papua, Yeremias Kobak, menilai bahwa OPM menggunakan hoaks sebagai strategi untuk merekrut simpatisan, khususnya generasi muda. Mereka memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan kebohongan yang menggiring opini negatif terhadap pembangunan dan aparat keamanan.

“Anak-anak muda yang tidak mendapat literasi digital dengan baik bisa saja termakan hoaks. Tapi sekarang sudah banyak pemuda yang sadar bahwa semua itu hanya taktik OPM untuk mencari pengaruh. Kami ingin membangun Papua, bukan merusaknya dengan kebohongan,” ujar Yeremias.

Tokoh agama dari wilayah Pegunungan Tengah, Pdt. Johanes Sondegau, mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu kebenarannya. Ia mengajak umat untuk tetap menjaga persatuan dan tidak memberi ruang bagi pihak-pihak yang mencoba menciptakan konflik lewat penyebaran fitnah.

“Tugas kita adalah menjaga kedamaian dan kasih di tengah masyarakat. Jangan sampai kita ikut menyebarkan atau mempercayai berita-berita palsu yang hanya memecah belah. Jika kita bersatu, maka provokasi dari kelompok separatis tidak akan mempan,” kata Pdt. Johanes.

Penolakan yang semakin meluas dari masyarakat Papua terhadap provokasi dan hoaks yang digaungkan OPM menunjukkan bahwa rakyat semakin memahami pentingnya persatuan dan kedamaian. Tokoh masyarakat, pemuda, agamawan, hingga akademisi telah menyuarakan seruan bersama untuk tidak memberi ruang bagi penyebaran kebohongan. Kini, saatnya semua elemen masyarakat bergandengan tangan untuk menjaga Papua dari ancaman disinformasi dan terus bergerak menuju masa depan yang damai dan sejahtera.