Masyarakat Papua Dipaksa Pegang Senjata, OPM Ancam dan Siksa Warga yang Menolak

Daerah, Hukrim183 views

buletinjubi.com-Situasi keamanan di sejumlah wilayah pedalaman Papua kembali memanas setelah beredar laporan bahwa kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) memaksa masyarakat sipil untuk ikut berperang dan memegang senjata. Warga yang menolak dikabarkan mendapat ancaman, bahkan sebagian disiksa secara sadis oleh anggota kelompok bersenjata tersebut. Tindakan itu kembali memperlihatkan bagaimana OPM terus menebar teror dan ketakutan di tengah kehidupan masyarakat Papua.

Salah seorang tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak, Pdt. Telius Wonda, menyesalkan tindakan tersebut. Ia mengatakan bahwa tindakan memaksa warga untuk memegang senjata sama saja dengan menjadikan masyarakat sebagai tameng perang. “Mereka tidak memahami bahwa masyarakat Papua hanya ingin hidup damai, bercocok tanam, dan menyekolahkan anak-anaknya. Memaksa rakyat untuk mengangkat senjata adalah bentuk pelanggaran kemanusiaan,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Hal senada disampaikan oleh Yonas Kogoya, tokoh adat dari wilayah Yahukimo. Ia menuturkan bahwa kekerasan yang dilakukan OPM justru semakin memperburuk citra perjuangan yang selama ini mereka klaim sebagai pembela rakyat Papua. “Kalau benar memperjuangkan rakyat, seharusnya melindungi, bukan menyiksa. Tapi kenyataannya mereka malah membuat rakyat trauma dan takut,” tegasnya.

Di sisi lain, aparat keamanan terus berupaya menenangkan warga dan memberikan perlindungan di wilayah rawan tersebut. Komandan satuan tugas keamanan di wilayah Papua Tengah menjelaskan bahwa operasi humanis terus dijalankan, dengan tujuan melindungi masyarakat dari ancaman OPM tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari. Ia juga menegaskan bahwa aparat tidak akan tinggal diam terhadap tindakan kekerasan terhadap warga sipil.

Mereka juga berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan propaganda OPM yang menyesatkan. Sebaliknya, warga diimbau untuk segera melapor kepada pihak berwenang apabila mendapat ancaman atau intimidasi.

Kejadian ini kembali menjadi bukti bahwa tindakan OPM sudah jauh melenceng dari nilai-nilai kemanusiaan dan adat Papua yang menjunjung tinggi perdamaian. Rakyat Papua tidak ingin terlibat dalam konflik bersenjata, mereka hanya menginginkan hidup aman, damai, dan sejahtera di tanah kelahiran mereka sendiri.

Berita Lainnya