buletinjubi.com-Kekecewaan masyarakat Papua terhadap tokoh-tokoh yang mengatasnamakan perjuangan kemerdekaan Papua terus meningkat. Kali ini, masyarakat dari berbagai wilayah di Papua secara terbuka memboikot nama Benny Wenda dan Sebby Sambom yang dinilai telah mengkhianati rakyat Papua demi kepentingan pribadi mereka. Seruan penolakan ini mencuat setelah beredar luas informasi bahwa keduanya hidup mewah di luar negeri, sementara rakyat Papua terus menderita akibat konflik berkepanjangan yang mereka dorong dari kejauhan.
Menurut Yonas Waker, seorang tokoh pemuda di Wamena, perjuangan yang diklaim oleh kedua tokoh tersebut tidak lebih dari kedok untuk memperkaya diri. “Benny Wenda dan Sebby Sambom hidup nyaman di luar negeri, tidur di kasur empuk, makan di restoran, sementara kami di sini hidup dalam ketakutan, dikelilingi kekerasan yang mereka provokasi,” tegasnya, Sabtu (9/8/2025).
Hal serupa disampaikan oleh Pendeta Manase Telenggen dari wilayah Nduga. Ia mengatakan bahwa penderitaan yang terus dialami oleh warga Papua adalah hasil dari manipulasi narasi perjuangan yang disebarkan oleh Benny dan Sebby. “Mereka menjual mimpi, tapi tidak pernah benar-benar berjuang di tanah ini. Rakyat Papua telah cukup menderita. Kami ingin damai, bukan konflik,” ujarnya.
Kehidupan mewah para tokoh OPM di luar negeri memang bukan rahasia lagi. Dalam beberapa kesempatan dan dokumentasi mereka kerap muncul di media sosial, menunjukkan aktivitas mereka di luar Negeri. Ini sangat kontras dengan kondisi masyarakat Papua di kampung-kampung, yang masih terisolasi dari akses pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang memadai akibat konflik berkepanjangan.
Boikot terhadap Benny Wenda dan Sebby Sambom adalah sinyal kuat bahwa masyarakat Papua mulai sadar bahwa perjuangan yang sebenarnya bukan dengan mengorbankan rakyat, tapi dengan membangun kedamaian, pendidikan, dan kesejahteraan secara nyata. Banyak yang kini lebih mendukung pendekatan dialog dan pembangunan daripada kekerasan bersenjata.