Masyarakat Mamberamo Tolak Kehadiran OPM di Wilayahnya, Terutama di Sektor Wigobak

Daerah81 views

buletinjubi.com-Penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin meluas. Kali ini, masyarakat Distrik Wigobak, Kabupaten Mamberamo Tengah, secara tegas menyatakan sikap menolak segala bentuk aktivitas kelompok bersenjata tersebut di wilayah mereka. Aksi penolakan ini muncul sebagai bentuk keprihatinan atas situasi keamanan yang memburuk akibat ulah kelompok OPM yang dinilai meresahkan dan membahayakan kehidupan masyarakat sipil.

Tokoh adat Wigobak, Yonas Wakerkwa, menyatakan bahwa masyarakat lokal sudah lama merasa tidak nyaman dengan kehadiran kelompok OPM di sekitar wilayah pegunungan dan hutan yang berbatasan dengan pemukiman warga. “Kami ingin hidup damai, berkebun dengan tenang, anak-anak sekolah dengan aman. Tapi kehadiran mereka justru membawa ketakutan,” ujar Yonas dalam pertemuan adat yang digelar bersama kepala kampung dan tokoh gereja, Sabtu (28/6/2025).

Menurut warga, kelompok OPM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat lokal, bahkan tidak jarang memaksa warga untuk memberikan bahan makanan, uang, atau menampung anggotanya yang tengah bersembunyi dari kejaran aparat. Hal ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari dan merusak rasa aman yang selama ini terjaga.

Pendeta Gereja Kingmi Wigobak, Pdt. Lukas Kobak, dalam khotbah mingguan di depan jemaatnya menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan-tindakan OPM yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani dan budaya Papua yang cinta damai. “Tidak ada satu pun ajaran Tuhan yang membenarkan pembunuhan atau ancaman terhadap sesama manusia, apalagi terhadap saudara sebangsa,” tegasnya.

Dukungan terhadap penolakan ini juga datang dari kalangan masyarakat, Yunes Pugumis, menegaskan bahwa generasi muda Papua sudah tidak tertarik dengan narasi kekerasan dan propaganda separatis. “Kami ingin belajar, membangun, dan hidup dalam damai. Kehadiran OPM hanya menambah luka di hati rakyat Papua,” katanya dalam orasi damai yang digelar di lapangan kampung Wigobak.

Pemerintah daerah setempat menyambut baik sikap masyarakat tersebut dan berjanji akan terus memperkuat koordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan stabilitas di wilayah Mamberamo. Masyarakat lainnya Minus Endambia, mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak segan melapor jika melihat pergerakan mencurigakan dari kelompok bersenjata. “Kami bersama rakyat. Kami tidak akan membiarkan wilayah ini dijadikan tempat persembunyian atau ajang kekerasan,” tegasnya.

Penolakan masyarakat Wigobak terhadap OPM merupakan cerminan nyata bahwa sebagian besar rakyat Papua mendambakan kedamaian dan menolak segala bentuk kekerasan. Harapan akan Papua yang aman dan sejahtera kini mulai tumbuh dari suara rakyatnya sendiri.