Mantan Anggota OPM Tenius Kulua dan Kalenak Murib Resmi Kembali ke Pangkuan NKRI lewat Pembacaan Ikrar

buletinjubi.com-Dalam upaya memperkuat stabilitas dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Tanah Papua, mantan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Tenius Kulua dan Kalenak Murib atas nama Tungganus Murib, hari ini secara resmi menyatakan kembali kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Prosesi pembacaan ikrar berlangsung khidmat dan penuh haru di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Acara yang berlangsung pada Kamis pagi, pukul 09.55 hingga 10.25 WIT, menjadi momentum penting bagi masyarakat setempat. Bertempat di Jl. Pasar Sinak, Gigobak I, kegiatan pembacaan ikrar dipimpin langsung oleh Lettu Inf Marten Rumbiak. Acara ini dihadiri sekitar 20 orang yang terdiri dari perwakilan aparat keamanan (Apkam), pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak, dan para tokoh dari lembaga adat.

Prosesi ini menjadi simbol konkret dari semangat rekonsiliasi dan rehabilitasi sosial yang tengah digencarkan pemerintah pusat dan daerah di wilayah Papua. Dalam suasana yang sarat akan nilai kemanusiaan dan semangat kebangsaan, Tungganus Murib membacakan ikrar setia di hadapan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan aparat pemerintah.

“Saya menyatakan kembali kesetiaan saya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berjanji tidak akan lagi bergabung dengan kelompok separatis bersenjata OPM pimpinan Tenius Kulua dan Kalenak Murib,” ujar Tungganus dalam ikrarnya, Kamis (24/4/2025).

“Saya menyesal telah bergabung dengan Kelompok OPM, Karena mereka (OPM) hanya memanfaatkan masyarakat Papua dan dijadikan sebagai tameng hidup mereka” tambah Tungganus.

Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan keinginan pribadi untuk kembali ke kehidupan damai, tetapi juga menjadi sinyal positif bagi komunitas luas di Distrik Sinak, yang selama ini hidup dalam ketegangan akibat konflik berkepanjangan.

Dalam sambutannya, Lettu Inf Marten Rumbiak menyampaikan apresiasi dan harapannya atas kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan tokoh adat dalam menciptakan kondisi yang aman, damai, dan kondusif bagi seluruh masyarakat Papua.

“Kita, khususnya sebagai aparat keamanan, pemerintah daerah, dan para tokoh, harus menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban yang aman dan nyaman, sehingga masyarakat merasa tenang dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa ada ancaman kelompok bersenjata OPM,” ujar Lettu Marten.

Acara ikrar tersebut juga mendapat sambutan penuh haru dari pihak keluarga. Matius Tabuni, mewakili keluarga dari Tungganus Murib, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kesempatan dan perlindungan terhadap anaknya.

“Saya mewakili keluarga dari Sdr. Tungganus Murib mengucapkan terima kasih kepada para jajaran Apkam, Pemerintah Daerah, dan bapak-bapak tokoh lembaga adat yang telah menyempatkan waktu untuk hadir dan menyaksikan acara ikrar anak kami. Kami sangat berterima kasih karena telah menjaga dan melindungi anak kami,” ungkap Matius.

Ia juga menyatakan bahwa ikrar tersebut telah menjadi jalan untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan cinta tanah air, baik bagi keluarga maupun masyarakat luas.

“Kami sangat setuju dengan dilaksanakannya acara ini, karena dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan membangkitkan semangat nasionalisme kepada kami selaku keluarga dan masyarakat,” lanjutnya.

Pembacaan ikrar oleh eks anggota OPM bukan hanya sekadar seremoni, tetapi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mengembalikan kedamaian di wilayah Papua melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang. Pemerintah telah beberapa kali menekankan bahwa pendekatan militer bukanlah satu-satunya jalan keluar dari konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Program deradikalisasi, pemberdayaan ekonomi, dan edukasi menjadi fondasi utama dalam mendekati para simpatisan dan anggota kelompok separatis agar mereka dapat kembali menjalani kehidupan normal sebagai warga negara Indonesia yang setara.

Keterlibatan tokoh adat dan lembaga sosial juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan kegiatan ini. Tokoh adat dari Distrik Sinak, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan menghentikan segala bentuk kekerasan yang selama ini memecah belah masyarakat.

“Kami sebagai pemangku adat mendukung penuh upaya damai ini. Anak-anak kami harus kembali ke rumah, bukan tinggal di hutan dan membawa senjata. Papua adalah tanah damai. Mari kita kembalikan martabat kehidupan yang beradab,” ujar Weni Wanimbo Selaku Kepala Kp. Gigobak II.

Dukungan dari tokoh adat ini menunjukkan bahwa masyarakat lokal sudah semakin menyadari pentingnya menyelesaikan konflik melalui jalur damai, bukan kekerasan.

Meski acara ikrar ini merupakan langkah kecil dalam proses panjang rekonsiliasi di Papua, namun maknanya sangat besar. Ini menunjukkan bahwa dialog, perlindungan, dan keterlibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam meredam konflik dan menyatukan kembali seluruh elemen bangsa.

Tungganus Murib juga memberikan pesan terhadap generasi muda Papua agar tidak terjebak dengan rayuan OPM.

“Saya memberikan pesan kepada generasi muda Papua, jangan mau menjadi korban bujukan OPM karena OPM hanya bisa menebarkan isu kebohongan saja dan informasi tersebut belum jelas kebenarannya” ujar Tungganus Murib.

Pemerintah diharapkan dapat terus mengadopsi pendekatan serupa di wilayah lain yang masih terdampak konflik. Keberhasilan bergabungnya satu orang, seperti yang dilakukan oleh Tungganus Murib, bisa menjadi inspirasi bagi puluhan bahkan ratusan lainnya untuk mengikuti jalan damai yang sama.