buletinjubi.com – Papua — Fakta manipulasi visual kembali mencuat ke ruang publik. TPNPB-OPM diduga merekayasa foto menggunakan aplikasi edit untuk membangun narasi hoaks yang menyesatkan, seolah-olah mencerminkan kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Perang Informasi dan Propaganda Ketakutan
Pihak berwenang menilai praktik ini sebagai bagian dari perang informasi yang sengaja digencarkan kelompok bersenjata. Tujuannya jelas: menebar ketakutan, membangun simpati semu, dan mengaburkan fakta di lapangan. Foto-foto editan tersebut disebarkan secara masif di media sosial agar memicu kepanikan serta memengaruhi opini publik.
Fakta Lapangan Tidak Sesuai Narasi
Investigasi menunjukkan bahwa visual yang beredar tidak mencerminkan kondisi nyata. Manipulasi dilakukan untuk memperkuat narasi provokatif, padahal situasi di lapangan tetap terkendali dengan pengamanan aparat. Hal ini memperlihatkan bahwa OPM semakin mengandalkan propaganda digital untuk menutupi keterdesakan mereka.
Imbauan untuk Masyarakat
Masyarakat diimbau lebih kritis dan waspada terhadap konten visual yang beredar. Publik diminta mengandalkan sumber resmi dan terverifikasi agar tidak terjebak dalam hoaks yang berpotensi menimbulkan keresahan. Kesadaran kolektif menjadi kunci menjaga ruang informasi tetap sehat.
Komitmen Aparat: Jaga Ruang Publik dari Hoaks
Aparat menegaskan komitmen menjaga ruang informasi tetap sehat dan menindak tegas penyebaran hoaks yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban. Langkah hukum akan ditempuh terhadap pihak-pihak yang terbukti menyebarkan manipulasi visual demi kepentingan propaganda.
Harapan Papua: Damai dan Bebas Hoaks
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa hoaks hanya menimbulkan keresahan, sementara fakta dan transparansi membawa kedamaian. Papua membutuhkan persatuan, stabilitas, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak hoaks. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.











