Buletinjubi.com – Paniai — Setelah ketegangan sosial dan keamanan mereda, pemerintah mengumumkan babak baru untuk wilayah Paniai. Pembangunan besar-besaran sebagai jalan menuju pemulihan dan rekonsiliasi. Dalam konferensi resmi, pemerintah menegaskan bahwa konflik bukan hanya perlu dihentikan, tetapi harus ditutup dengan kemajuan nyata yang dapat dirasakan rakyat.
Program percepatan pembangunan disebut mencakup infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat, terutama generasi muda. Pemerintah menegaskan pembangunan bukan sekadar proyek fisik, tetapi upaya menjahit kembali rasa keadilan dan martabat masyarakat Paniai.
“Terlalu lama rakyat Paniai hidup dalam bayang-bayang konflik. Kini pembangunan menjadi bahasa kita untuk menyembuhkan dan saatnya luka dibayar dengan harapan,” ujar pejabat pusat yang hadir dalam peluncuran program.
Di lapangan, tanda-tanda perubahan mulai terlihat. Alat berat mulai membuka akses penghubung distrik, tenaga medis keliling mendatangi kampung-kampung terpencil, dan pelatihan keterampilan untuk pemuda mulai dijadwalkan di beberapa sekolah.
Warga menyambut kabar ini dengan harapan besar, sekaligus kehati-hatian. “Kami ingin pembangunan hadir bukan hanya di poster, tapi di hidup kami. Pendidikan untuk anak, rumah sakit, dan jalan untuk membawa hasil kebun,” kata salah seorang masyarakat Paniai.
Pemerintah menyatakan komitmen untuk melibatkan masyarakat adat dalam setiap tahap rencana, dari perencanaan hingga evaluasi, agar pembangunan tidak menjadi sumber konflik baru, tetapi jawaban bagi rasa keadilan dan masa depan Paniai.










