Lilin Menyala, Darah Mengalir: Brutalnya OPM di Yahukimo

Hukrim125 views

Buletinjubi.com – Di tengah malam dingin, ribuan lilin menyala. Cahaya kecil itu diklaim sebagai simbol duka dan harapan damai. Namun di balik terang yang lembut, darah masih terus mengalir di tanah Yahukimo. Di sinilah kenyataan berbicara lebih lantang daripada simbol.

Simbol Duka yang Kontras dengan Realita

Aksi menyalakan lilin oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) mungkin tampak menyentuh di permukaan. Tapi bagi warga Yahukimo, cahaya itu tak sanggup menembus gelapnya teror yang mereka alami setiap hari. Sejak awal 2025, serangkaian serangan brutal mengguncang wilayah ini, menjadikannya titik paling mematikan di Tanah Papua.

Komnas HAM Papua mencatat lebih dari 40 kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh OPM sepanjang tahun ini. Sembilan di antaranya terjadi hanya dalam sepuluh bulan pertama, menjadikan Yahukimo sebagai simbol luka yang belum sembuh.

Deretan Kekejaman yang Membekas

  • Maret: Seorang guru tewas dan enam orang luka-luka dalam serangan di Distrik Anggruk.
  • April: Sebelas pendulang emas dibantai di Muara Kum.
  • September: Dua warga sipil ditembak mati karena diduga sebagai intel.
  • Oktober: Ambotang (52), warga sipil, menjadi korban penganiayaan di Distrik Dekai.

“Setiap kali malam tiba, kami takut suara tembakan datang lagi,” kata seorang warga dengan suara bergetar, menggambarkan ketakutan yang terus menghantui.

Perdamaian Tak Cukup dengan Lilin

Lilin boleh menyala di berbagai tempat sebagai simbol duka. Tapi di Yahukimo, simbol itu terasa hampa. Selama peluru masih berbisik di udara, perdamaian hanya tinggal doa yang terhenti di bibir. Warga tidak butuh pertunjukan cahaya—mereka butuh jaminan hidup, rasa aman, dan masa depan yang bebas dari teror.

Aksi lilin yang digelar OPM mungkin menyentuh hati sebagian orang. Tapi bagi korban kekerasan, itu hanyalah panggung yang menutupi luka. Jika benar ingin damai, hentikan kekerasan. Karena duka sejati tidak dinyalakan dalam lilin, tapi diwujudkan dalam keberanian untuk berubah.