Konflik Internal TPNPB-OPM Memuncak, Ultimatum untuk Sebby Sambom

buletinjubi.com-Ketegangan di tubuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali mencuat ke publik. Salah satu petinggi kelompok tersebut mengeluarkan ultimatum keras kepada Sebby Sambom, yang selama ini mengklaim sebagai juru bicara resmi TPNPB-OPM. Ultimatum tersebut menyatakan bahwa Sebby “tidak lagi pantas” menyandang posisi itu, memicu sorotan publik dan media terhadap konflik internal kelompok bersenjata ini.

Seorang mantan simpatisan OPM mengungkapkan bahwa ketidaksepahaman ini sudah berlangsung lama. “Banyak pimpinan lapangan merasa Sebby hanya mencari panggung dan dukungan internasional, tapi tidak benar-benar memahami kondisi medan dan risiko yang dihadapi anggota di lapangan,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).

Tokoh adat dari Pegunungan Tengah, Markus Wanimbo, menilai bahwa fenomena ini adalah cerminan lemahnya struktur kepemimpinan di TPNPB-OPM. “Kalau juru bicara saja tidak jelas mandatnya, itu tanda organisasi ini tidak solid. Mereka seperti jalan sendiri-sendiri,” tegas Markus.

Pendeta Yakobus Tabuni, tokoh gereja yang aktif menyerukan perdamaian, menilai konflik ini hanya memperburuk penderitaan masyarakat. “Perdebatan soal siapa yang pantas jadi jubir adalah kemewahan yang tidak bisa dibenarkan di tengah rakyat yang hidup dalam ketakutan dan kemiskinan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Lanny Jaya, Daniel Mote, mengatakan bahwa drama seperti ini membuat generasi muda semakin kehilangan kepercayaan pada TPNPB-OPM. “Dari dulu kami hanya melihat mereka saling klaim dan saling jatuhkan. Tidak ada hasil nyata untuk rakyat Papua,” kata Daniel.

Konflik antara Sebby Sambom dan petinggi TPNPB-OPM menunjukkan bahwa masalah internal telah menjadi beban besar bagi kelompok tersebut. Di tengah upaya membangun citra di dunia internasional, perpecahan ini justru merusak pandangan kelompok mereka.

Dengan situasi seperti ini, masa depan TPNPB-OPM semakin dipertanyakan. Publik menilai, selama konflik internal terus terjadi, organisasi ini akan semakin kehilangan dukungan, baik di dalam negeri maupun dari simpatisan luar negeri.