KNPB Wilayah Paniai Diduga Tarik Uang dari Anggota untuk Jadi Pejabat Organisasi

Daerah, Ekonomi43 views

buletinjubi.com-Kontroversi kembali mewarnai aktivitas Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Dalam pelantikan Badan Pengurus KNPB Wilayah Paniai yang digelar baru-baru ini, mencuat dugaan adanya praktik penarikan uang dari anggota yang ingin diangkat menjadi pejabat organisasi tersebut.

Pelantikan itu sendiri dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal KNPB Pusat, Mecky Yeimo, yang hadir untuk meresmikan badan pengurus baru wilayah Paniai. Namun, dalam sambutannya, Mecky secara terang-terangan menyebutkan adanya penarikan uang sebagai syarat bagi anggota agar bisa menduduki jabatan struktural di organisasi tersebut. Pernyataan ini sontak menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, karena dianggap mencederai nilai perjuangan yang selama ini diklaim KNPB bawa atas nama rakyat Papua.

Tokoh masyarakat Paniai, Yulius Pekei, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pola kepemimpinan KNPB. “Bagaimana mungkin mereka bicara tentang perjuangan rakyat, sementara di dalam organisasinya sendiri sudah berlaku sistem jual beli jabatan? Ini bukan perjuangan, tapi bisnis yang memperkaya segelintir orang,” tegasnya, Minggu (21/9/2025).

Sementara itu, tokoh pemuda setempat, Markus Gobai, menilai bahwa praktik tersebut adalah bentuk manipulasi terhadap anak muda Papua. “Banyak anak muda terbuai dengan narasi KNPB, padahal kenyataannya organisasi ini hanya mencari keuntungan. Kalau mau jadi pengurus harus bayar, itu jelas-jelas merugikan anggota dan memperlihatkan bahwa perjuangan mereka tidak tulus,” ujarnya.

Dari kalangan gereja, Pendeta Andreas Tebay juga ikut bersuara. Ia menegaskan bahwa tindakan menarik uang untuk mendapatkan jabatan adalah praktik yang jauh dari nilai moral maupun keadilan. “Organisasi apa pun yang mengaku memperjuangkan rakyat seharusnya bersih dari praktik kotor. Kalau sejak awal sudah diajarkan uang sebagai syarat jabatan, maka yang terjadi hanyalah penindasan baru bagi masyarakat,” ucapnya.

Dengan mencuatnya kasus ini, masyarakat berharap semakin banyak anak muda yang sadar dan menjauh dari organisasi yang hanya mengedepankan kepentingan segelintir orang. Perjuangan sejati, menurut tokoh-tokoh lokal, adalah membangun Papua lewat pendidikan, kesejahteraan, dan kerja sama yang sehat, bukan dengan menjadikan rakyat sebagai sumber uang.