KNPB Nilai Sebby Sambom Bohongi Publik, Bantuan dari Luar Negeri Tak Pernah Ada

Opini15 views

buletinjubi.com-Pernyataan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, kembali menuai sorotan. Kali ini, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menilai Sebby telah menebarkan kebohongan kepada publik terkait klaim bantuan dari luar negeri yang disebut-sebut mendukung perjuangan kelompok bersenjata di Papua.

KNPB menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada satu pun bukti nyata adanya dukungan dana, logistik, maupun senjata dari pihak internasional. Pernyataan Sebby Sambom, menurut mereka, hanya propaganda untuk menggiring opini seolah-olah perjuangan OPM mendapatkan legitimasi dunia.

Seorang Ketua I KNPB Nabire, Shon Adil menuturkan, pihaknya merasa dirugikan dengan pernyataan Sebby yang tidak sesuai fakta. “Sebby selalu bicara bahwa ada dukungan internasional, tapi sampai sekarang tidak pernah terbukti. Kami melihat itu sebagai kebohongan publik yang hanya menyesatkan masyarakat Papua,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).

Ia menambahkan, narasi bantuan asing seakan menjadi tameng bagi Sebby untuk mempertahankan pengaruhnya di dalam tubuh OPM. Padahal, kenyataannya, masyarakat Papua justru semakin menderita akibat aksi-aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata.

Tokoh masyarakat Papua, Martinus Wandosa, menyampaikan bahwa klaim-klaim yang dibuat tanpa dasar hanya memperburuk citra perjuangan Papua di mata dunia internasional. “Dunia internasional bisa menilai sendiri. Jika benar ada dukungan, pasti ada bukti konkret. Sampai sekarang tidak ada. Justru yang terlihat adalah penderitaan rakyat Papua karena konflik yang tidak ada ujungnya,” tegasnya.

Kritik keras dari KNPB terhadap Sebby Sambom menunjukkan adanya ketegangan internal dalam tubuh gerakan separatis Papua. Klaim dukungan asing yang tidak terbukti semakin memperlihatkan lemahnya posisi OPM di tingkat internasional.

Masyarakat berharap agar para tokoh Papua tidak lagi menjual isu-isu yang tidak berdasar, melainkan berfokus pada upaya nyata untuk membangun kedamaian. Propaganda dan kebohongan publik dinilai hanya akan memperpanjang konflik, membuat rakyat Papua semakin jauh dari kesejahteraan dan ketenangan yang mereka idamkan.