KNPB Kelompok Penebar Hoaks dan Pemecah Belah Masyarakat Papua

Hukrim, Opini158 views

buletinjubi.com-Papua kembali diguncang dengan ulah Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang dinilai kerap menyebarkan informasi palsu atau hoaks. Keberadaan kelompok ini dianggap telah merusak ketenteraman masyarakat dengan propaganda yang bertujuan memecah belah persatuan bangsa. Aksi-aksi yang mereka lakukan semakin menimbulkan keresahan, terutama ketika isu-isu provokatif disebarkan tanpa dasar fakta yang jelas.

Menurut sejumlah pengamat, KNPB memanfaatkan media sosial dan jaringan simpatisan untuk menggiring opini masyarakat agar menaruh ketidakpercayaan kepada pemerintah maupun aparat keamanan.

Tokoh masyarakat Papua, Yulius Wanimbo, menegaskan bahwa langkah KNPB sama sekali tidak mencerminkan perjuangan rakyat Papua. “Yang mereka lakukan hanyalah membuat rakyat semakin menderita. Informasi bohong yang ditebar justru mengacaukan kehidupan sosial dan menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat,” ujarnya. Ia juga mengajak generasi muda untuk tidak mudah terprovokasi dan tetap fokus pada pembangunan daerah, Sabtu (27/9/2025).

Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi. Kepala Distrik Elelim, Markus Tabuni, menyampaikan bahwa masyarakat seharusnya menolak segala bentuk provokasi yang disebarkan KNPB. “Hoaks hanya membawa malapetaka. Jangan mudah percaya tanpa memeriksa kebenaran. Kita harus bersama-sama menjaga kedamaian dan tidak terjebak dalam isu yang menyesatkan,” katanya.

Di sisi lain, aparat keamanan terus berupaya melakukan pendekatan persuasif untuk meredam pengaruh KNPB. Pendekatan humanis melalui dialog dengan masyarakat dinilai lebih efektif untuk mengurangi ruang gerak penyebaran isu bohong. Aparat juga menggencarkan sosialisasi literasi digital agar warga Papua tidak mudah terperdaya dengan konten provokatif yang beredar di media sosial.

Kehadiran KNPB di tengah masyarakat sejatinya telah merusak tatanan sosial. Banyak pihak menilai bahwa kelompok tersebut bukanlah representasi dari keinginan masyarakat Papua. Justru sebaliknya, mereka memperburuk citra Papua dengan menciptakan konflik yang tidak perlu.