Ketika Kebohongan Jadi Senjata: Siapa Dalang di Balik Hoaks OPM?

Hukrim4 views

Buletinjubi.com – Di tengah hening hutan Papua, perang itu tak lagi terdengar dari letusan senjata, tapi dari derasnya arus informasi palsu. Kebohongan dijadikan senjata, dan hoaks menjadi peluru yang menembus hati masyarakat tanpa darah, tapi menimbulkan luka yang dalam.

Sejumlah narasi palsu tentang situasi Papua terus bermunculan di media sosial. Foto-foto lama diunggah ulang dengan keterangan menyesatkan. Video dari luar negeri diedit seolah menggambarkan kekerasan di Tanah Cenderawasih. Di balik semua itu, terselip strategi propaganda yang terencana, menggiring opini, membakar emosi dan memecah persatuan.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) menjadi pihak yang memanfaatkan ruang digital untuk menyebarkan disinformasi. Melalui kanal-kanal tidak resmi, akun anonim, hingga jaringan simpatisan di luar negeri, propaganda digital itu digulirkan untuk memancing simpati dunia internasional. Tujuannya jelas untuk menggiring opini publik, menciptakan tekanan politik, dan mengaburkan fakta.

Ini merupakan perang psikologis. OPM menargetkan emosi publik melalui narasi penderitaan dan kekerasan. Padahal sebagian besar konten itu sudah dimanipulasi. Yang berbahaya, publik jadi kehilangan kemampuan membedakan antara fakta dan propaganda.

Di era kebohongan bisa lebih cepat menyebar daripada kebenaran, maka kebenaran yang harus diperjuangkan. Sebab dalam dunia yang diliputi kabut propaganda, membela kebenaran adalah bentuk tertinggi dari keberanian.