Kembali Tebar Hoaks, OPM Klaim Bunuh 43 Warga Beserta Apkam di Papua

Hukrim, Opini27 views

buletinjubi.com-Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menyebarkan informasi bohong (hoaks) dengan mengklaim telah membunuh 43 warga sipil beserta aparat keamanan (Apkam) di wilayah Papua. Klaim tersebut beredar melalui berbagai saluran media simpatisan OPM dan segera menuai kecaman dari masyarakat serta tokoh lokal.

Faktanya, tidak ada laporan resmi maupun bukti nyata terkait kebenaran klaim tersebut. Sebaliknya, kehidupan masyarakat di sejumlah distrik yang disebut dalam propaganda OPM tetap berlangsung normal. Aparat keamanan dan warga setempat juga membantah keras kabar tersebut.

Kepala Suku dari salah satu distrik di Papua Tengah, Elius Murib, menilai klaim OPM hanyalah upaya untuk menebar ketakutan dan memecah belah masyarakat.

“Tidak benar itu. Kami di kampung tidak pernah melihat peristiwa seperti yang mereka klaim. Itu hanya cerita bohong untuk menakut-nakuti masyarakat,” tegas Elius Murib, Senin (18/8/2025).

Ia mengingatkan agar warga tidak mudah termakan isu yang tidak jelas sumbernya. Menurutnya, hoaks semacam itu justru semakin memperburuk kondisi psikologis masyarakat yang ingin hidup damai.

Tokoh pemuda Papua, Andreas Wanimbo, menilai hoaks OPM adalah strategi untuk menutupi kelemahan mereka sendiri. Menurutnya, generasi muda Papua tidak boleh larut dalam propaganda semacam ini.

“Kami pemuda ingin hidup dengan kepastian, ingin membangun masa depan lewat pendidikan dan kerja keras. Kalau setiap hari dicekoki hoaks, maka yang tumbuh hanya rasa takut. Itu bukan jalan yang benar,” kata Andreas.

Ia juga mengajak para pemuda agar cerdas bermedia sosial dan tidak ikut menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

Aksi-aksi propaganda semacam ini dinilai hanya memperdalam penderitaan masyarakat Papua dan menjauhkan mereka dari cita-cita hidup damai. Warga berharap agar pihak-pihak terkait terus menyuarakan kebenaran dan melawan hoaks demi terjaganya persatuan serta kedamaian di tanah Papua.