Kembali OPM Bakar Honai Masyarakat di Distrik Omukia, Belasan Honai Terbakar

buletinjubi.com-Aksi kekerasan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang beroperasi di wilayah pegunungan tengah Papua. Kali ini, mereka membakar belasan honai milik masyarakat sipil di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak yang menyebabkan kerugian besar bagi warga yang menjadi korban.

Menurut keterangan sejumlah saksi mata, pembakaran dilakukan secara tiba-tiba oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga kuat merupakan bagian dari faksi OPM di wilayah itu. Para pelaku datang membawa senjata dan obor, lalu membakar honai-honai yang selama ini digunakan warga sebagai tempat tinggal dan tempat penyimpanan hasil panen. Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 13 honai hangus terbakar dan sejumlah keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Kampung Omukia, Yonas Magai, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. “Warga sangat ketakutan. Kami tidak menyangka kelompok OPM menyerang kampung kami sendiri. Honai yang dibakar itu milik masyarakat. Ini tindakan tidak manusiawi,” ujarnya dengan nada sedih, Rabu (25/6/2025).

Ia menambahkan bahwa warga kini mengalami kesulitan karena kehilangan tempat tinggal dan persediaan makanan. “Beberapa honai juga menyimpan ubi-ubian dan hasil kebun. Semuanya terbakar. Kami harus mulai dari nol lagi,” tambah Yonas.

Tokoh masyarakat Puncak, Elias Telenggen, mengecam keras tindakan pembakaran tersebut dan menyebut aksi OPM sudah melenceng jauh dari tujuan awal yang mereka klaim sebagai perjuangan. “Apa yang mereka perjuangkan kalau justru menyiksa rakyatnya sendiri? Membakar rumah warga hanya menunjukkan bahwa mereka tidak lagi punya empati terhadap penderitaan masyarakat Papua,” katanya.

Pendeta Samson Murib, seorang tokoh agama di wilayah pegunungan tengah, mengungkapkan bahwa aksi brutal seperti ini menciptakan trauma mendalam di kalangan warga, terutama anak-anak dan lansia. “Kami sudah sering imbau agar kekerasan dihentikan. Tapi OPM justru terus membuat rakyat menderita. Ini bukan perjuangan, ini teror,” ujar Pendeta Samson.

Aparat keamanan dari Polres Puncak telah dikerahkan untuk mengamankan lokasi dan melakukan investigasi. Sementara itu, pemerintah daerah tengah menyiapkan bantuan darurat bagi warga terdampak, berupa logistik, perlengkapan sandang, serta pendampingan psikologis.

Pemerintah Kabupaten Puncak melalui juru bicaranya, Martha Kogoya, menegaskan bahwa tindakan anarkis semacam ini tidak akan dibiarkan begitu saja. “Kami akan terus bekerja sama dengan aparat untuk menjaga keamanan masyarakat. Warga yang menjadi korban tidak akan kami biarkan berjuang sendiri,” katanya.

Insiden pembakaran honai ini menjadi catatan kelam tambahan dalam rentetan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok OPM di berbagai wilayah Papua. Tindakan mereka kian menunjukkan bahwa kekerasan menjadi alat utama yang justru menyengsarakan rakyat Papua sendiri rakyat yang mereka klaim sedang diperjuangkan.