Kelompok Lamek Alipky Taplo Kodap XV Ngalum Kupel Serang Tempat Penampungan, Mama-mama Terluka dan Pengungsian Hancur

Daerah, Hukrim205 views

buletinjubi.com-Aksi kekerasan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XV Ngalum Kupel di bawah pimpinan Lamek Alipky Taplo. Serangan brutal tersebut menyasar sebuah tempat penampungan warga di wilayah Pegunungan Bintang dan menyebabkan mama-mama mengalami luka serius, serta sejumlah fasilitas pengungsian rusak parah.

Akibat serangan tersebut, suasana panik melanda warga di sekitar lokasi. Mama-mama yang diketahui bernama Martha Wenda mengalami luka tembak di bagian kaki akibat peluru nyasar, sementara tenda dan perlengkapan pengungsian yang disiapkan pemerintah untuk warga setempat hancur total. Warga yang selamat terpaksa mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri.

Seorang tokoh masyarakat setempat, Yulianus Tabuni, menyatakan kecaman keras terhadap tindakan keji tersebut. Ia menilai bahwa tindakan Lamek Alipky Taplo dan kelompoknya sudah tidak mencerminkan perjuangan apa pun selain menyebar teror terhadap masyarakat kecil.

“Ini bukan perjuangan, ini kejahatan terhadap rakyat sendiri. Mama-mama yang tidak bersalah, yang hanya ingin hidup tenang, malah jadi korban. OPM Kodap XV harus berhenti menebar ketakutan,” tegas Yulianus di Wamena, Selasa (14/10/2025).

Senada dengan hal itu, Pendeta Markus Murib, tokoh gereja di Pegunungan Tengah, menyebut bahwa tindakan tersebut sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan ajaran agama. Menurutnya, siapa pun yang mengatasnamakan perjuangan tetapi menyakiti rakyat kecil sesungguhnya telah kehilangan arah moral.

“Tuhan tidak pernah ajarkan kita untuk menghancurkan sesama, apalagi menembak ibu-ibu yang tidak punya daya. Ini dosa besar. Kami di gereja terus mendoakan agar masyarakat Papua terlepas dari kekerasan seperti ini,” ujarnya.

Tokoh masyarakat Papua menegaskan bahwa masyarakat kini sudah mulai jenuh dan muak dengan tindakan OPM yang terus merusak kedamaian. “Kami ingin hidup aman, kami ingin anak-anak sekolah, bukan terus bersembunyi di hutan karena takut ditembak,” pungkas Yulianus Tabuni.

Dengan meningkatnya kekerasan terhadap warga sipil, masyarakat berharap aparat keamanan dan pemerintah pusat memperkuat langkah-langkah perlindungan serta menindak tegas kelompok bersenjata yang merusak kehidupan damai di Tanah Papua.