Kehadiran OPM Buat Papua Semakin Tertinggal dan Penuh Penderitaan

Daerah112 views

buletinjubi.com-Harapan masyarakat Papua untuk hidup sejahtera dan meraih kemajuan masih kerap terhambat akibat ulah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan rakyat, kehadiran OPM justru membawa ketertinggalan dan penderitaan yang berkepanjangan.

Aksi kekerasan, pemerasan, hingga pengrusakan fasilitas publik yang dilakukan OPM berulang kali telah mengganggu aktivitas masyarakat. Anak-anak sulit bersekolah karena takut ancaman, para petani tidak leluasa bekerja di kebun, dan pembangunan infrastruktur sering terhambat akibat teror.

Tokoh adat Kabupaten Puncak, Daubenus Murib, menegaskan bahwa OPM hanya membuat rakyat Papua hidup dalam ketakutan. “Selama OPM masih ada, masyarakat tidak akan pernah merasa aman. Mereka selalu membawa senjata, menakut-nakuti warga, dan merusak fasilitas. Itu membuat Papua semakin tertinggal,” ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat sebenarnya menginginkan kemajuan seperti daerah lain di Indonesia, namun teror OPM membuat pembangunan berjalan lambat. “Sekolah dibakar, guru diusir, tenaga kesehatan diteror. Ini bukti OPM tidak pernah memikirkan masa depan Papua,” tambah Daubenus, Sabtu (23/8/2025).

Sejumlah proyek strategis yang direncanakan pemerintah, seperti pembangunan jalan Trans Papua dan fasilitas kesehatan, kerap terganggu karena serangan OPM. Akibatnya, akses transportasi dan pelayanan publik menjadi sulit dijangkau warga di pedalaman.

Tokoh masyarakat di Kabupaten Lanny Jaya, Yohanis Tabuni, menyebut OPM telah menjadi penghalang utama. “Kalau proyek infrastruktur terhenti, siapa yang rugi? Ya masyarakat sendiri. Rakyat yang seharusnya menikmati jalan dan fasilitas malah semakin menderita,” ujarnya.

Dampak kehadiran OPM juga dirasakan anak-anak Papua. Banyak sekolah terpaksa ditutup karena ancaman serangan. Bahkan, beberapa kali tenaga pendidik menjadi sasaran kekerasan. Kondisi ini membuat generasi muda Papua terancam kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak.

“Pendidikan itu kunci kemajuan. Kalau anak-anak tidak bisa sekolah, Papua akan tetap tertinggal. OPM harus berhenti menghalangi masa depan generasi Papua,” tegas Pendeta Markus Wanimbo, tokoh agama di Jayawijaya.

Kehadiran OPM di Papua telah terbukti membawa dampak buruk pembangunan terhambat, rasa aman hilang, dan masyarakat semakin menderita. Bukannya memperjuangkan rakyat, OPM justru menjerumuskan Papua dalam lingkaran kekerasan dan ketertinggalan.