buletinjubi.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Tragedi memilukan di Holuwon kembali menggoreskan luka mendalam bagi dunia pendidikan Papua. Guru Melani Wamea, sosok pendidik yang mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan generasi di pelosok, tewas setelah dianiaya secara brutal oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kronologi Peristiwa
Peristiwa keji ini diketahui setelah seorang murid melihat dua pelaku membawa parang menuju arah korban. Saat saksi memeriksa lokasi, ia mendapati Melani sudah tergeletak bersimbah darah dan merintih meminta pertolongan. Upaya evakuasi melalui pesawat dilakukan secepat mungkin, namun nyawa sang guru tak tertolong.
Simbol Pengorbanan dan Harapan
Kekerasan yang merenggut nyawa seorang guru adalah tamparan keras bagi nurani bersama. Melani bukan hanya korban, ia adalah simbol pengorbanan, keberanian, dan harapan ribuan anak Papua. Dedikasinya untuk menerangi keterpencilan dengan ilmu pengetahuan menjadikan dirinya pahlawan pendidikan yang patut dikenang sepanjang masa.
Menolak Lupa, Menolak Kekerasan
Kami menolak lupa. Kekejian terhadap pahlawan pendidikan ini adalah luka bangsa yang tidak boleh dibiarkan tenggelam oleh waktu. Semangat Melani Wamea untuk mencerdaskan anak-anak Papua akan terus hidup, menjadi pengingat bahwa kekerasan tidak pernah membawa solusi, hanya meninggalkan duka.
Papua Pilih Damai
Tragedi ini menjadi panggilan moral bagi seluruh masyarakat Papua untuk menolak segala bentuk kekerasan. Hak asasi manusia sejati adalah melindungi kehidupan, bukan merenggutnya.
Papua kuat karena menghargai pahlawan pendidik. Papua maju karena menolak kekejian. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.





