buletinjubi.com – Timika, Papua Tengah — Insiden pecahnya kaca minibus milik Industrial Public Health & Malaria Control (PHMC) PT Freeport Indonesia di ruas Jalan Mile 29 Timika memunculkan tanda tanya besar terkait motif di balik aksi penyerangan tersebut. Peristiwa ini terjadi di momen krusial menjelang perayaan Hari Raya Natal, sehingga menimbulkan kekhawatiran publik akan adanya upaya teror untuk menciptakan rasa takut.
Kronologi Kejadian
Kendaraan bernomor registrasi 01-5468 diketahui sedang melintas dari Pelabuhan Cargo Dock Amamapare menuju Check Point Mile 28, dekat Bandara Mozes Kilangin Timika, saat insiden terjadi. Pecahnya kaca minibus tersebut langsung menimbulkan kepanikan, mengingat kendaraan itu merupakan bagian dari operasional kesehatan dan pengendalian malaria yang vital bagi masyarakat sekitar.
Pertanyaan Publik: Kriminal atau Teror?
Publik mempertanyakan siapa pelaku dan apa tujuan aksi tersebut. Apakah tindakan itu sekadar kriminal biasa atau memiliki muatan teror untuk menciptakan rasa takut, khususnya menjelang Natal? Pertanyaan ini semakin relevan karena insiden terjadi di tengah meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang hari besar keagamaan.
Dugaan Provokasi OPM
Sejumlah pihak menyoroti kemungkinan adanya upaya provokasi oleh kelompok OPM untuk mengganggu stabilitas keamanan masyarakat. Dalam beberapa peristiwa sebelumnya, pola intimidasi terhadap kendaraan sipil kerap dikaitkan dengan strategi OPM untuk menyebarkan ketakutan dan menunjukkan eksistensi mereka. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa insiden di Mile 29 bukan sekadar kriminal biasa, melainkan bagian dari propaganda teror.
Aparat Tegaskan Komitmen Keamanan
TNI–Polri menegaskan bahwa pengamanan di wilayah Timika, khususnya jalur vital menuju area operasional PT Freeport Indonesia, akan terus ditingkatkan. Aparat hadir untuk memastikan bahwa masyarakat dapat beraktivitas dengan aman, termasuk menjelang perayaan Natal. Penanganan cepat dan akurat terhadap setiap insiden menjadi prioritas agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin menciptakan ketakutan.
Harapan Masyarakat Papua
Masyarakat Papua berharap agar aparat terus menjaga keamanan sehingga perayaan Natal dapat berlangsung damai. Mereka menolak dijadikan korban intimidasi dan menegaskan dukungan penuh terhadap langkah negara dalam memulihkan stabilitas.
Papua Pilih Damai, Bukan Teror
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya menimbulkan penderitaan, sementara keamanan dan pembangunan membawa harapan nyata. Papua membutuhkan persatuan, kedamaian, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak teror. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.









