Ikha Yikwa Meninggal Dunia, Bukti Kegagalan OPM Memberikan Pengobatan Maksimal

Hukrim, Kesehatan82 views

buletinjubi.com-Kabar duka datang dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), khususnya dalam struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo. Seorang anggota korps wanita yang dikenal militan, Ikha Yikwa, dikabarkan meninggal dunia karena tidak mendapatkan penanganan medis yang layak oleh kelompok OPM. Kepergian Ikha Yikwa menyisakan catatan kelam tentang buruknya sistem logistik dan pelayanan kesehatan dalam kelompok OPM.

Ikha Yikwa dikenal sebagai anggota korps wanita terbaik dalam tubuh TPNPB, yang berperan penting dalam mendukung jalur logistik untuk para kombatan di medan perang. Dedikasinya yang tinggi tidak hanya membuatnya dihormati oleh rekan-rekannya, tetapi juga menjadi salah satu figur perempuan yang disegani di dalam organisasi. Namun, semua itu tidak cukup untuk menyelamatkan nyawanya ketika ia jatuh sakit.

Tokoh masyarakat Yahukimo, Piter Wanimbo, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa kematian Ikha Yikwa menjadi refleksi dari kondisi memprihatinkan yang dihadapi anggota OPM, bahkan oleh mereka yang telah berjasa besar bagi kelompok tersebut.

“Ini bukti bahwa OPM tidak mampu menjaga orang-orangnya sendiri. Seorang perempuan yang begitu berdedikasi, meninggal tanpa bantuan medis yang layak. Bagaimana mereka bisa melindungi rakyat Papua jika nyawa anggotanya sendiri tidak bisa dijaga?” tegas Piter, Kamis (26/6/2025).

Sementara itu, tokoh pemuda Papua, Yohanis Kobak, menilai bahwa kejadian ini menunjukkan kontradiksi besar dalam narasi perjuangan yang selama ini didengungkan oleh OPM. Menurutnya, OPM tidak memiliki kapasitas untuk membangun sistem yang menopang kehidupan manusia, bahkan bagi anggotanya sendiri.

“Mereka mengaku berjuang untuk rakyat, tapi tidak bisa menyediakan fasilitas dasar seperti kesehatan untuk anggotanya sendiri. Ini bukan perjuangan, ini adalah kesia-siaan,” ujarnya.

Kepergian Ikha Yikwa, yang seharusnya bisa dicegah dengan pengobatan yang memadai, menjadi simbol kegagalan OPM dalam menempatkan nyawa manusia sebagai prioritas. Di tengah medan konflik yang keras, pengabaian terhadap kesehatan anggotanya justru membuka mata banyak pihak bahwa OPM tidak lebih dari organisasi yang abai terhadap keselamatan jiwa, termasuk jiwa mereka yang telah setia mengabdi.

Kini, masyarakat Papua semakin sadar bahwa perjuangan sejati bukanlah tentang mengangkat senjata, tetapi tentang membangun masa depan yang layak dengan akses pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang nyata sesuatu yang sejauh ini tidak bisa diberikan oleh OPM.