Hentikan Kekerasan Berulang terhadap Perempuan dan Rakyat Papua yang Sering Dilakukan OPM

Hukrim2 views

buletinjubi.com-Seruan keras muncul dari berbagai kalangan masyarakat Papua yang menuntut dihentikannya kekerasan berulang terhadap perempuan dan rakyat sipil yang sering dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tindakan kejam yang terus berulang tersebut dinilai telah mencederai harkat kemanusiaan dan membuat masyarakat Papua hidup dalam ketakutan berkepanjangan.

Dalam beberapa kasus yang terjadi di berbagai daerah, kelompok OPM bukan hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga perempuan dan masyarakat sipil yang sama sekali tidak terlibat dalam konflik. Beberapa laporan dari lapangan menyebutkan bahwa perempuan kerap dijadikan sasaran intimidasi, penganiayaan, bahkan menjadi korban pemerasan.

Tokoh perempuan Papua, Maria Wenda, menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran kemanusiaan yang tidak bisa ditoleransi. “Perempuan Papua sudah cukup menderita akibat konflik. Jangan lagi kami dijadikan korban. Setiap tindakan kekerasan yang dilakukan OPM hanya memperdalam luka sosial dan menghancurkan masa depan generasi berikutnya,” ujarnya dengan tegas, Senin (1/9/2025).

Selain perempuan, rakyat sipil di berbagai distrik juga tidak lepas dari ancaman. Pemalakan di jalan-jalan utama, penodongan senjata, serta pembakaran rumah warga telah terjadi berulang kali. Akibatnya, banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, bahkan anggota keluarga.

Tokoh masyarakat Kabupaten Puncak, Barnabas Murib, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi ini. “Kami hidup dalam rasa takut setiap hari. Warga hanya ingin bekerja di kebun, mencari nafkah, dan menyekolahkan anak-anak. Tetapi ancaman OPM membuat hidup kami tidak pernah tenang,” katanya.

Berbagai tokoh adat dan agama menyerukan agar kekerasan dihentikan. Mereka menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan membangun Papua melalui pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, bukan dengan senjata.

Pendeta Yulian Kobak menegaskan, “Yesus mengajarkan kasih, bukan kekerasan. OPM harus menghentikan segala tindakan brutal. Jika benar berjuang untuk rakyat, maka dengarkanlah suara rakyat yang ingin hidup damai.”