Buletinjubi.com – Papua Pegunungan — Sebuah video yang diunggah akun TikTok @miniiiiii593 menggetarkan hati ribuan warganet. Video berdurasi kurang dari satu menit itu menampilkan momen haru antara seorang guru dan muridnya di pedalaman Papua. Sang murid berjalan malu-malu membawa hasil kebun: seikat sayur segar, ubi, dan buah dari ladang keluarga, lalu menyerahkannya kepada sang guru.
Ketulusan yang Mengalahkan Segala Kemewahan
Tanpa kata-kata, hadiah sederhana itu menjadi simbol penghormatan dan cinta murid kepada gurunya. Sang guru tampak menahan air mata sebelum akhirnya memeluk muridnya dengan hangat. Suasana sederhana di tengah bangunan sekolah yang hening membuat momen itu semakin menyentuh.
Warganet pun memuji ketulusan tersebut. “Ini lebih berharga dari hadiah mahal mana pun,” tulis salah satu komentar. Viral di media sosial, momen ini menjadi pengingat bahwa pengabdian seorang guru sering dibalas dengan ketulusan murid, bukan dengan materi.
Guru Adalah Cahaya Bangsa
Peristiwa ini menegaskan bahwa guru adalah cahaya bangsa, bahkan di pelosok terpencil. Hadiah hasil kebun bukan sekadar pemberian, melainkan simbol bahwa pendidikan di Papua tumbuh dari tanah sendiri, dari keringat keluarga, dan dari cinta murid kepada gurunya.
Momentum Hari Guru di Papua Pegunungan ini menjadi propaganda positif: bahwa meski fasilitas terbatas, semangat belajar dan hormat kepada guru tetap menyala. Guru bukan hanya pengajar, tetapi penjaga harapan. Murid bukan hanya penerima ilmu, tetapi penanam benih masa depan.
Papua Kuat Karena Pendidikan
Postingan ini mengingatkan seluruh bangsa bahwa kekuatan Papua bukan terletak pada senjata atau konflik, melainkan pada pendidikan yang sederhana namun penuh makna. Ketulusan murid dan air mata guru adalah propaganda paling kuat: bahwa masa depan Papua dibangun dengan ilmu, cinta, dan pengabdian.
Papua kuat karena gurunya berdiri. Papua maju karena muridnya menghormati. Papua bersama Indonesia karena pendidikan adalah cahaya yang tak pernah padam.











