Frans Wasini Bongkar Perpecahan Internal KNPB dan Aksi Kekerasan yang Sering Dilakukan

Opini22 views

buletinjubi.com-Seorang anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Frans Wasini, akhirnya angkat bicara mengenai kondisi internal organisasi tersebut. Dalam keterangannya, Frans mengungkapkan bahwa KNPB kini tidak lagi solid, bahkan kerap mengalami perpecahan di tubuhnya sendiri. Situasi ini, menurutnya, membuat organisasi tersebut semakin jauh dari apa yang disebut sebagai perjuangan, dan justru lebih sering terjerumus dalam tindakan kekerasan terhadap masyarakat.

Frans menyebut bahwa perpecahan yang terjadi di tubuh KNPB bukan hanya soal perbedaan strategi, melainkan juga perebutan pengaruh dan kepentingan pribadi para pimpinan. “Saya melihat sendiri bagaimana mereka sering adu mulut, bahkan saling curiga. Bukan lagi bicara perjuangan, melainkan siapa yang lebih berkuasa,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dalam setiap aksi yang dilakukan, KNPB kerap menggunakan cara-cara kekerasan. Tidak jarang, masyarakat sipil menjadi korban dari aksi yang mengatasnamakan perjuangan tersebut. “Saya keluar karena tidak mau lagi terlibat dalam perbuatan yang merugikan rakyat sendiri. KNPB sering lakukan pemalakan, ancaman, bahkan tidak segan menggunakan kekerasan terhadap mereka yang menolak ikut,” kata Frans.

Pernyataan Frans Wasini ini mendapat perhatian luas, terutama dari kalangan tokoh masyarakat Papua. Pdt. Telius Wonda, tokoh gereja di Papua Pegunungan, menyebut bahwa pengakuan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa KNPB bukanlah organisasi yang mewakili aspirasi rakyat Papua. “Kalau mantan anggota saja sudah berani bicara terbuka, itu berarti benar adanya bahwa organisasi itu hanya membawa kerusakan. KNPB lebih banyak menebar kekacauan daripada memberikan jalan keluar bagi masyarakat,” tegasnya.

Bagi Frans sendiri, dirinya memberikan alasan mengenai KNPB merupakan langkah untuk kembali hidup normal bersama masyarakat. Ia berharap semakin banyak anggota yang sadar bahwa tindakan kekerasan hanya memperburuk kondisi Papua. “Saya ingin masyarakat tahu bahwa perjuangan sejati tidak dilakukan dengan cara menyakiti rakyat sendiri,” pungkasnya.

Pengakuan ini semakin menegaskan bahwa KNPB tidak lagi memiliki pijakan moral maupun dukungan kuat di Papua. Perpecahan internal dan kecenderungan menggunakan kekerasan membuat organisasi tersebut kian terisolasi dari rakyat yang justru mendambakan kedamaian.