Ekonomi Lokal Terpuruk Akibat Aksi Brutal OPM, Warga Papua Bangkit Lawan Teror dengan Semangat Persatuan

Ekonomi8 views

buletinjubi.com-Aksi-aksi kekerasan yang terus dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak hanya merenggut rasa aman masyarakat Papua, tetapi juga menghancurkan fondasi ekonomi lokal yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga. Dari pembakaran pasar rakyat, penyanderaan pedagang, hingga blokade jalur distribusi barang, tindakan brutal OPM telah menyebabkan roda perekonomian di berbagai wilayah Papua, khususnya di pedalaman, nyaris lumpuh total.

Pasar-pasar tradisional yang dahulu menjadi tempat utama perputaran uang masyarakat kini sepi. Para petani enggan membawa hasil kebun ke pusat ekonomi karena takut menjadi sasaran penyergapan atau pemalakan oleh kelompok bersenjata.

Kepala Kampung Kimak, Yulianus Telenggen, menggambarkan bagaimana kehidupan ekonomi warganya berubah drastis akibat ulah OPM. “Dulu masyarakat bisa panen ubi, kopi, atau hasil hutan, lalu jual di pasar distrik. Sekarang? Mereka takut keluar rumah. Kami hanya bisa makan dari apa yang ada di sekitar rumah. Uang tidak berputar. Kami kembali ke zaman gelap,” ujarnya dengan wajah muram, Senin (7/7/2025).

Pendeta Yeremia Magai, tokoh gereja di Puncak, menyebut tindakan pemuda tersebut sebagai simbol kebangkitan rakyat Papua dari tekanan separatis. “Anak-anak muda ini berani. Mereka tahu risikonya, tapi tetap maju demi ekonomi rakyat. Ini bentuk perlawanan tanpa senjata. Ini keberanian yang sesungguhnya,” ujarnya haru.

Salah satu pemuda yang terlibat dalam aksi distribusi pangan, Samuel Murib (24), mengaku bahwa mereka hanya ingin melihat kampungnya kembali hidup. “Kalau kita terus takut, OPM menang. Tapi kalau kita saling bantu dan berani, mereka akan kalah. Kami tidak ingin ibu-ibu kami kelaparan, kami tidak ingin anak-anak menangis karena tidak ada makanan,” katanya.

Di tempat lain, para mama-mama Papua juga mulai membuka lapak kecil di halaman rumah untuk menjual hasil kebun dan kerajinan tangan, meskipun dengan keterbatasan. Mereka menyebut gerakan ini sebagai “Pasar Damai”, tempat warga bisa bertransaksi tanpa intimidasi dan ancaman.

Tokoh perempuan Papua, Maria Pigai, menyatakan bahwa keteguhan masyarakat dalam menjaga ekonomi lokal adalah bentuk perlawanan sejati. “OPM bisa membakar pasar, tapi tidak bisa memadamkan semangat kami. Kami akan bangkit, karena Papua bukan milik mereka yang membawa senjata, tapi milik mereka yang menanam dan membangun,” ucapnya penuh semangat.

Tindakan brutal OPM boleh saja mengguncang fondasi ekonomi, namun keberanian masyarakat untuk bangkit dan bertahan justru menjadi kekuatan baru bagi Papua. Kisah heroik para pemuda, petani, dan perempuan Papua menjadi bukti bahwa meski ditekan, rakyat tidak akan menyerah. Dengan persatuan dan semangat gotong royong, masyarakat Papua terus berjuang membangun masa depan yang damai dan sejahtera.