Egianus Kogoya Sindir Sebby Sambom, Tak Turun Berjuang, Hanya Pandai Tebar Kebencian dari Balik Layar

Opini6 views

buletinjubi.com-Perseteruan internal dalam tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kian mengemuka. Dalam sebuah pernyataan tajam yang mencuat dari hutan belantara Papua, pimpinan kelompok bersenjata OPM, Egianus Kogoya, menyindir keras juru bicara OPM, Sebby Sambom. Egianus menuding Sebby hanya berani berkoar di luar negeri tanpa pernah turun langsung ke medan perjuangan.

“Sebby hanya berani bicara dari luar negeri, kirim pernyataan pers, sebarkan kebencian. Tapi dia tidak pernah rasakan susahnya bertahan hidup di hutan bersama kami. Dia bukan pejuang, dia penonton,” ujar Egianus, Rabu (6/8/2025).

Pernyataan Egianus ini mengejutkan banyak pihak karena menunjukkan adanya ketegangan serius dalam tubuh OPM sendiri. Selama ini, Sebby Sambom dikenal sebagai wajah OPM di kancah internasional, namun klaim dari Egianus memperlihatkan bahwa solidaritas internal kelompok tersebut mulai terpecah.

Menurut Egianus, Sebby justru memperkeruh situasi dengan menyebarkan narasi penuh kebencian dan provokasi, yang merugikan anggota OPM yang berada di lapangan. “Kami yang di gunung ini yang susah, tapi Sebby seenaknya menyalahkan siapa saja. Dia lupa, kami punya senjata bukan untuk mendengarkan ceramah,” katanya dengan nada keras.

Tokoh masyarakat dari Lanny Jaya, Yonas Wetipo, menyampaikan pandangannya atas perselisihan ini. “Kalau sesama mereka saja sudah saling menyerang, rakyat harus sadar bahwa OPM tidak lagi berjuang untuk Papua, tapi untuk ego masing-masing,” tegasnya.

Yonas juga menilai bahwa selama ini narasi-narasi yang dibawa Sebby Sambom lebih banyak menghasut daripada menyatukan. “Dia bicara soal kebebasan, tapi kenyataannya justru menanam kebencian dan memperkeruh keadaan. Sementara masyarakat hanya ingin hidup damai dan sejahtera,” ucap Yonas.

Pernyataan Egianus Kogoya ini sekaligus membuka mata publik bahwa tidak semua di dalam OPM sepakat dengan strategi yang dijalankan oleh Sebby Sambom. Masyarakat Papua pun diharapkan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang disebar oleh pihak-pihak yang justru tidak merasakan langsung penderitaan di lapangan.