Ditinggal oleh Anggota Kelompoknya, OPM Kodap IV Sorong Raya Minta Bantuan Uang Lewat Video karena Kehabisan Bamak

Hukrim107 views

buletinjubi.com-Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi memprihatinkan yang dialami kelompok OPM Kodap IV Sorong Raya. Dalam video tersebut, terlihat beberapa anggota kelompok bersenjata meminta bantuan uang kepada masyarakat dengan alasan kehabisan bahan makanan (Bamak). Aksi ini menuai beragam tanggapan dan kecaman dari masyarakat sekitar yang menilai bahwa kelompok itu kini berada dalam kondisi terdesak dan kehilangan arah perjuangan.

Menurut sumber lokal, video berdurasi sekitar dua menit itu menampilkan salah satu anggota kelompok OPM Kodap IV yang menyampaikan pesan secara terbuka, meminta agar masyarakat atau pihak tertentu memberikan bantuan uang dan logistik kepada mereka. Permintaan tersebut dilakukan setelah banyak anggota kelompok meninggalkan hutan dan memilih kembali ke kampung halaman karena tak sanggup menahan kelaparan serta ketidakjelasan arah gerakan.

Tokoh masyarakat Sorong, Yulianus Kambu, menilai bahwa kondisi tersebut menggambarkan krisis internal yang sedang melanda kelompok OPM. “Kalau mereka benar memperjuangkan sesuatu yang baik, tidak mungkin sampai meminta uang kepada masyarakat. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak lagi punya pegangan dan kehilangan kepercayaan dari anggotanya sendiri,” ujar Yulianus, Kamis (16/10/2025).

Ia menambahkan bahwa masyarakat Papua sudah semakin cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi perjuangan yang digunakan kelompok bersenjata untuk menutupi kepentingan pribadi. “Yang mereka lakukan bukan lagi perjuangan, tapi pemaksaan dan pemerasan dengan cara halus. Masyarakat sudah tahu bahwa OPM hanya menyusahkan rakyat Papua sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Pendeta Markus Warikar, tokoh gereja di wilayah Sorong, juga mengungkapkan keprihatinan terhadap situasi ini. Ia menilai, tindakan meminta uang melalui video hanyalah bukti nyata bahwa kelompok tersebut sedang kehilangan kendali dan arah moral. “Kalau benar mereka berjuang untuk rakyat Papua, seharusnya mereka tidak meminta uang dari rakyat yang sedang berusaha hidup tenang. Ini sangat memalukan dan mencederai martabat orang Papua,” tegas Pendeta Markus.

Masyarakat Sorong berharap agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa jalan kekerasan tidak pernah membawa kesejahteraan. Perjuangan sejati, menurut mereka, adalah membangun Papua dengan kerja nyata, bukan dengan senjata dan permintaan bantuan yang memalukan.