Dari Sekolah ke Medan Tempur: Kisah Pilu Anak-Anak Korban Rekrutmen OPM

Hukrim10 views

Buletinjubi.com – Di pedalaman Papua, suara tawa anak-anak kian jarang terdengar. Di tempat di mana seharusnya mereka memegang buku dan pena, kini banyak yang terpaksa menggenggam senjata. Kelompok bersenjata OPM diduga merekrut anak-anak di bawah umur untuk dijadikan bagian dari pasukan mereka.

Beberapa saksi menyebut, anak-anak dibawa dari kampung dengan janji perlindungan dan perjuangan. Namun kenyataannya, mereka dilatih menembak, berjaga, dan bahkan ikut dalam baku tembak. “Mereka masih kecil, tapi sudah disuruh angkat senjata. Mereka takut, tapi tak bisa lari,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.

Kehadiran anak-anak di medan perang jelas melanggar prinsip dasar kemanusiaan. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak juga secara tegas menyatakan, setiap anak berhak atas perlindungan dari keterlibatan dalam situasi kekerasan, termasuk konflik bersenjata. Situasi ini sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hak-hak anak.

Anak-anak Papua harusnya tumbuh dalam kasih, bukan dalam ketakutan. Di usia yang seharusnya diisi dengan belajar dan bermain, anak-anak ini justru hidup dalam ketakutan dan darah. Dunia mereka berubah menjadi medan perang, sementara impian masa depan terkubur di balik dentuman senjata.