Buchtar Tabuni Serukan Perlawanan terhadap OPM yang Sering Membuat Kekacauan di Tanah Papua

Daerah, Opini24 views

buletinjubi.com-Suasana di Tanah Papua kembali memanas setelah seruan tegas dilontarkan oleh Buchtar Tabuni, Ketua West Papua Council Pemerintah Sementara ULMWP. Dalam pernyataannya, Buchtar menegaskan bahwa kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka) sudah terlalu sering membuat kekacauan yang merugikan masyarakat Papua sendiri, sehingga diperlukan sikap tegas untuk melawan dan menghentikan aksi-aksi mereka.

Menurut Buchtar, klaim perjuangan yang kerap digaungkan OPM tidak sejalan dengan realitas di lapangan. Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan, tindakan OPM justru melahirkan penderitaan. Kekerasan, intimidasi, perampasan, hingga pembunuhan terhadap warga sipil tidak bisa lagi ditoleransi. “OPM tidak lagi bicara tentang perjuangan, mereka bicara tentang kekacauan. Korban bukan orang luar, tapi rakyat Papua sendiri. Ini saatnya kita bersatu melawan,” tegas Buchtar, Minggu (14/9/2025).

Pernyataan ini menuai dukungan dari berbagai tokoh masyarakat Papua. Tokoh adat Kabupaten Jayawijaya, Yafet Kogoya, menilai bahwa suara Buchtar mencerminkan keprihatinan mendalam rakyat Papua. “Kami sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang kekerasan OPM. Kalau terus dibiarkan, generasi kita akan tumbuh dalam ketakutan. Seruan ini adalah panggilan agar masyarakat bangkit, jangan diam,” ujarnya.

Tokoh agama dari Puncak Jaya, Pdt. Telius Wonda, juga memberikan pandangan serupa. Menurutnya, kekacauan yang dilakukan OPM semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. “Aksi pembunuhan dan perusakan yang mereka lakukan hanyalah wujud kebencian, bukan perjuangan. Gereja selalu mengajarkan kedamaian. Karena itu, melawan OPM bukan sekadar melawan senjata, tapi melawan kebohongan yang mereka sebarkan,” tegasnya.

Masyarakat sipil Papua kini semakin kritis terhadap propaganda yang disebarkan OPM. Sejumlah warga mengakui bahwa seruan Buchtar Tabuni menambah keberanian mereka untuk tidak tinggal diam. Dukungan terhadap aparat keamanan (Apkam) pun semakin kuat, mengingat kehadiran Apkam dianggap penting dalam memberikan perlindungan dan rasa aman.

Seruan ini juga menjadi sinyal bahwa OPM kian terpojok. Semakin banyak tokoh Papua, baik dari kalangan politik, adat, maupun agama, yang mulai angkat suara menolak cara-cara kekerasan. Masyarakat berharap momentum ini dapat memperkuat persatuan untuk menjaga kedamaian di Tanah Papua.