Brutal, Numbuk Talenggen Pimpinan OPM Kodap XVIII Tembak Masyarakat Sipil di Distrik Pinapa dan Gome

Hukrim34 views

buletinjubi.com-Aksi keji kembali dilakukan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah komando Numbuk Talenggen, pimpinan Kodap XVIII. Kali ini, kekerasan menyasar masyarakat sipil yang tidak bersalah di dua distrik, yakni Pinapa dan Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Menurut informasi dari masyarakat setempat, serangan terjadi pada pagi hari saat sejumlah warga tengah melakukan istirahat dirumahnya masing-masing. Kelompok bersenjata tiba-tiba datang dan menembaki warga secara brutal tanpa alasan yang jelas. Akibat insiden tersebut, dilaporkan beberapa warga mengalami luka tembak serius dan dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat, sementara sebagian lainnya mengalami trauma berat.

“Kelompok Numbuk Talenggen datang seperti hendak perang. Mereka tidak pandang bulu, siapa pun yang ada di jalan langsung diancam dan bahkan ditembak. Kami sangat ketakutan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya demi keselamatan, Kamis (3/7/2025).

Tindakan tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan, terutama para tokoh masyarakat dan pemuka agama. Kepala Suku Wilayah Puncak, Yulianus Murib, menyebut tindakan Numbuk Talenggen sebagai bentuk kebiadaban yang tidak dapat ditolerir. Ia mengatakan bahwa perjuangan tidak boleh dilakukan dengan menumpahkan darah rakyat sendiri.

“Kalau mereka mengaku berjuang untuk Papua, mengapa rakyat Papua sendiri yang jadi korban? Ini jelas tindakan tidak manusiawi. Kami tidak terima,” tegas Yulianus.

Sementara itu, tokoh agama Distrik Gome, Pdt. Mikael Wakerkwa, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden penembakan ini. Ia mengatakan bahwa kekerasan hanya akan memperpanjang penderitaan masyarakat Papua, bukan membawa solusi. “Mereka mengaku pejuang, tapi nyatanya hanya membawa luka. Jalan damai seharusnya menjadi pilihan utama,” katanya.

Dari pantauan di lapangan, warga di kedua distrik kini hidup dalam kecemasan dan ketakutan. Beberapa rumah terlihat kosong ditinggal pemiliknya mengungsi ke kampung lain yang dianggap lebih aman, selain itu juga OPM menembak warga sipil atas nama Bapak Otius Kogoya yang saat ini mengalami luka serius.

Tokoh pemuda Puncak, Filemon Telenggen, mengajak generasi muda Papua untuk tidak terpancing oleh propaganda kelompok OPM yang terus menyebar ketakutan dan penderitaan. Ia menyebut bahwa masa depan Papua tidak bisa dibangun di atas darah dan kebencian.

“OPM seperti Kodap XVIII ini sudah tidak relevan. Mereka hanya tahu cara kekerasan, tapi tidak bisa menunjukkan solusi untuk membangun Papua. Kami, generasi muda, ingin damai dan maju, bukan hidup dalam peluru dan ancaman,” ujar Filemon.

Kejadian ini kembali menunjukkan bahwa OPM bukanlah representasi suara rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata terhadap hak hidup, rasa aman, dan masa depan masyarakat Papua sendiri. Sudah saatnya seluruh elemen bangsa bersatu menolak kekerasan dan mendukung perdamaian yang bermartabat di tanah Papua.