Benny Wenda Sebut Papua Siap Keluar dari NKRI, Kelompok OPM Tantang Berperang di Lapangan

Hukrim, Opini8 views

buletinjubi.com-Pernyataan kontroversial kembali dilontarkan oleh tokoh separatis, Benny Wenda, yang menyebut Papua sudah siap keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ucapan tersebut memicu reaksi keras, termasuk dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di lapangan yang justru menantang Benny Wenda untuk berjuang secara nyata, bukan hanya berbicara dari luar negeri.

Dalam sebuah pernyataan yang beredar di media asing, Benny Wenda mengklaim dirinya sebagai pemimpin perjuangan Papua. Ia menyebut bahwa rakyat Papua sudah siap menentukan nasib sendiri. Namun, klaim itu segera menuai kritik, bahkan dari kelompok OPM bersenjata di pedalaman. Salah satu pimpinan OPM menyatakan bahwa Benny Wenda terlalu banyak berbicara dan mencari popularitas tanpa berani turun langsung menghadapi situasi nyata.

“Kalau dia betul-betul pemimpin, datang ke Papua dan buktikan. Jangan hanya bicara dari luar negeri, sementara kami yang di sini menanggung resiko nyawa. Kalau memang siap, mari berperang bersama di lapangan,” ujar seorang anggota OPM di wilayah Pegunungan Tengah, Kamis (4/92025).

Tokoh adat Papua, Melkias Keya, turut menanggapi fenomena ini. Menurutnya, ucapan Benny Wenda hanya menambah kebingungan masyarakat. “Masyarakat Papua yang hidup di kampung tidak memikirkan keluar dari NKRI. Mereka hanya ingin hidup damai, anak-anak sekolah, dan bisa berkebun dengan tenang. Yang bicara di luar negeri tidak merasakan penderitaan rakyat di sini,” tegas Melkias.

Sementara itu, Pdt. Daniel Tabuni, tokoh gereja di Wamena, menyayangkan adanya saling sindir antara Benny Wenda dan kelompok OPM. Ia menilai, hal itu menunjukkan bahwa gerakan separatis tidak solid dan hanya berorientasi pada kepentingan pribadi. “Kalau mereka saja saling menantang, bagaimana mungkin bisa disebut sebagai perjuangan rakyat? Justru rakyatlah yang menjadi korban propaganda,” katanya.

Pertentangan terbuka antara Benny Wenda dan OPM di lapangan memperlihatkan lemahnya klaim mereka sebagai representasi rakyat Papua. Alih-alih menunjukkan persatuan, justru yang tampak adalah perpecahan dan ambisi pribadi. Bagi masyarakat, hal ini semakin menguatkan pandangan bahwa jalan terbaik bagi Papua adalah membangun bersama dalam bingkai NKRI, bukan terus-menerus terjebak dalam konflik dan perpecahan.