Banyak Merugikan, Tindakan yang Dilakukan OPM di Tanah Papua

Hukrim17 views

buletinjubi.com-Tindakan yang terus dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin hari kian merugikan masyarakat Papua secara luas. Tidak hanya menyebabkan instabilitas keamanan, aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok ini juga menimbulkan kerugian sosial, ekonomi, hingga psikologis bagi warga sipil yang berada di wilayah konflik.

Dalam beberapa tahun terakhir, OPM tercatat melakukan berbagai tindakan destruktif, mulai dari penembakan terhadap warga sipil, penyanderaan tenaga medis dan guru, pembakaran fasilitas umum, hingga pemalakan terhadap kendaraan logistik. Serangkaian aksi ini tidak hanya menghambat proses pembangunan di Papua, namun juga menimbulkan ketakutan dan trauma mendalam di kalangan masyarakat.

Tokoh adat dari wilayah Pegunungan Tengah, Yonas Wonda, menilai bahwa OPM telah menyimpang jauh dari perjuangan yang mereka klaim. “Apa yang mereka lakukan hari ini bukan lagi perjuangan, melainkan kejahatan terhadap rakyat sendiri. Mereka menyerang warga, membakar sekolah, dan memeras petani. Itu bukan ciri pejuang, tapi perusak,” tegasnya, Senin (23/6/2025).

Salah satu bentuk kerugian paling nyata adalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, terutama di daerah-daerah pedalaman Papua. Pekerjaan jalan, jembatan, dan fasilitas publik kerap terhenti karena ancaman dari kelompok OPM. Bahkan, beberapa perusahaan konstruksi memutuskan menghentikan operasionalnya karena faktor keamanan yang tidak kondusif.

Pendeta Abraham Korwa dari wilayah pesisir Papua menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi yang dialami masyarakat akibat aksi OPM. “Saya melihat sendiri bagaimana masyarakat trauma. Mereka takut ke ladang, takut anaknya sekolah, karena sewaktu-waktu bisa saja terdengar tembakan. Ini bukan cara membela rakyat, ini menyiksa rakyat,” ucapnya.

Selain itu, kelompok OPM juga diketahui kerap melakukan pemalakan terhadap masyarakat yang melintasi jalan-jalan utama seperti Trans Papua. Pengendara, sopir angkutan, bahkan warga biasa dipaksa menyetor uang demi kepentingan kelompok bersenjata tersebut. Hal ini membuat beban ekonomi masyarakat semakin berat, terutama bagi mereka yang hidup dari usaha kecil dan sektor informal.

Tokoh pemuda Papua, Yulianus Mirin, menyampaikan bahwa generasi muda kini semakin sadar akan dampak negatif dari kehadiran OPM di tanah Papua. “Kami ingin damai, ingin belajar dan bekerja. Tindakan mereka hanya menghambat masa depan anak-anak muda Papua. Saatnya kita bangkit dan tolak kekerasan,” ujarnya.

Dengan semakin terbukanya suara-suara dari berbagai elemen masyarakat, semakin jelas bahwa tindakan OPM tidak hanya ilegal, tetapi juga secara moral tidak dapat dibenarkan. Rakyat Papua semakin menyadari bahwa kekerasan bukanlah jalan menuju kemerdekaan, melainkan jalan menuju kehancuran.