Anggota OPM Wilayah Paniai, Marvin Pigai, Wafat Tanpa Perawatan Layak: Bukti Kelalaian Internal OPM

Daerah, Kesehatan12 views

buletinjubi.com-Kabar duka kembali datang dari wilayah pegunungan tengah Papua. Seorang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Paniai, Marvin Pigai, dilaporkan wafat setelah sakit berkepanjangan tanpa mendapatkan penanganan medis yang layak. Peristiwa ini kembali membuka mata banyak pihak akan lemahnya perhatian dan tanggung jawab internal OPM terhadap anggotanya sendiri.

Marvin Pigai dikenal sebagai salah satu anggota aktif OPM yang sejak beberapa tahun terakhir terlibat dalam sejumlah aksi yang diklaim sebagai bentuk perlawanan terhadap negara. Namun, ketika ia jatuh sakit dan membutuhkan pertolongan medis, rekan-rekannya dalam kelompok justru tidak memberikan perawatan yang memadai.

Kondisi tersebut memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk para tokoh masyarakat dan bahkan simpatisan OPM sendiri. Banyak yang menilai bahwa peristiwa ini menjadi bukti bahwa OPM tidak memiliki sistem perlindungan internal yang jelas dan cenderung abai terhadap kesejahteraan anggotanya.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media luar negeri, Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, secara tidak langsung mengakui bahwa pihaknya mengalami keterbatasan dalam memberikan fasilitas kesehatan kepada anggotanya di lapangan. Ia menyatakan, “Kami beroperasi dalam keterbatasan. Tidak mudah mendapatkan akses medis, apalagi saat berada dalam kondisi pengejaran dan tekanan militer”, Senin (14/7/2025).

Namun, pernyataan tersebut justru menuai kritik dari kalangan tokoh adat dan masyarakat Papua. Menurut tokoh masyarakat Paniai, Thomas Goo, Sebby Sambom seharusnya tidak hanya menyalahkan kondisi lapangan, tetapi juga harus introspeksi diri terkait kepemimpinan dan pola pengorganisasian dalam tubuh OPM.

“Sebby Sambom tinggal di luar negeri, bicara dari tempat nyaman. Tapi Marvin Pigai yang dijadikan pion dan dibiarkan mati perlahan. Ini bukan perjuangan, ini pengorbanan sia-sia,” tegas Thomas.

Peristiwa wafatnya Marvin Pigai di tengah minimnya perhatian dan penanganan, menjadi ironi dan tamparan keras bagi gerakan OPM. Masyarakat pun semakin sadar bahwa narasi perjuangan yang kerap dikumandangkan ternyata tidak sejalan dengan realita yang dihadapi oleh para anggotanya sendiri di lapangan.