Aksi Kejam OPM, Hancurkan Perumahan dan Makam Kepala Adat di Distrik Kiwirok

Hukrim42 views

buletinjubi.com-Situasi keamanan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, kembali memanas setelah kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan aksi brutal yang merusak sejumlah rumah warga dan menghancurkan makam salah satu kepala adat yang dihormati masyarakat setempat

Aksi biadab ini memicu kemarahan dan kesedihan mendalam dari warga. Markus Kogoya, salah satu tokoh masyarakat Distrik Kiwirok, menyampaikan kekecewaannya terhadap tindakan kejam tersebut. “Tindakan OPM ini sudah di luar batas kemanusiaan. Mereka tidak hanya menghancurkan rumah, tapi juga merusak tempat suci bagi kami. Makam kepala adat adalah simbol kehormatan dan sejarah leluhur. Ini bentuk penghinaan terhadap budaya kami,” ujarnya dengan nada geram, Rabu (8/10/2025).

Hal senada disampaikan Pendeta Samuel Yikwa, tokoh agama di Kiwirok. Ia menegaskan bahwa kekerasan yang dilakukan OPM bukan bentuk perjuangan, melainkan kejahatan terhadap kemanusiaan dan adat. “Tidak ada perjuangan yang benar jika dilakukan dengan menghancurkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat sendiri. OPM harus sadar, mereka telah kehilangan arah dan hanya menambah penderitaan rakyat Papua,” tegasnya.

Aparat keamanan yang bertugas di wilayah tersebut segera melakukan patroli dan pengejaran terhadap para pelaku. Beberapa barang bukti sisa pembakaran berhasil diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut. Pemerintah daerah bersama aparat TNI–Polri juga tengah berupaya memberikan bantuan logistik serta tempat penampungan sementara bagi warga yang rumahnya hancur akibat aksi brutal tersebut.

Kepala Distrik Kiwirok, Yustinus Nake, mengapresiasi langkah cepat aparat keamanan dalam menenangkan situasi dan memastikan keselamatan warga. “Kami berharap negara terus hadir untuk melindungi masyarakat. Masyarakat Kiwirok sudah lelah hidup dalam ketakutan. Kami ingin damai dan bisa membangun kembali kampung kami,” ujarnya.

Aksi kejam OPM di Kiwirok sekali lagi menegaskan bahwa kelompok tersebut bukan pejuang rakyat Papua, melainkan ancaman nyata bagi perdamaian dan martabat masyarakat adat. Masyarakat berharap pemerintah dan aparat terus memperkuat kehadiran di daerah-daerah rawan agar keamanan dan kedamaian benar-benar dapat kembali dirasakan oleh seluruh warga Papua.