Air Minum Terakhir untuk Suami: Kesaksian Seorang Istri yang Kehilangan Dunia dalam Sekejap

buletinjubi.com – Mimika, Papua Tengah — Isak tangis Surip Dorci Residey pecah di kamar jenazah RSUD Mimika ketika menatap jasad suaminya, Bonisius Gaitian. Pria pekerja batako itu ditemukan tewas mengenaskan di Jalan Poros Login SP9, Selasa (2/12/2025).

Momen Terakhir yang Menggetarkan

Bonisius bukan tukang ojek, hanya pekerja batako yang baru dua hari mencoba mencari tambahan nafkah. Pagi itu ia berpamit seperti biasa, bahkan sempat kembali untuk mengantar penumpang misterius yang membawa parang.

“Sebelum dia pergi… saya sempat kasih air minum,” kata Surip dengan suara bergetar, air mata tak berhenti jatuh.

Tak lama setelah Bonisius pergi, telepon dari bos batako masuk. Awalnya disebut kecelakaan. Namun foto yang dikirimkan membungkam seluruh harapan. Bonisius bukan jatuh, melainkan dibunuh secara brutal.

Kehilangan yang Menghantam Keluarga

Kini, tiga anak Bonisius harus melanjutkan hidup tanpa seorang ayah. Dua di antaranya masih bersekolah, sementara satu sudah berkeluarga dan berusaha menata hidupnya sendiri. Surip menanggung beban berat, berdiri seorang diri membesarkan anak-anak tanpa lagi ada nafkah maupun kehadiran suami tercinta.

Seruan Keadilan

Wakil Kepala Suku Aru di Mimika mendesak polisi mengungkap tuntas tragedi yang merenggut nyawa warganya. Masyarakat berharap aparat segera bertindak, agar tidak ada lagi keluarga yang harus merasakan kehilangan serupa.

Papua Menolak Kekerasan

Tragedi Bonisius menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Papua tidak boleh dijadikan arena teror, melainkan ruang damai untuk membangun masa depan.

Papua kuat karena keluarga tetap tegar. Papua maju karena menolak kekerasan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.

Berita Lainnya