Buletinjubi.com – Gelombang kejut mengguncang tanah Papua. Di tengah semangat yang dulu satu suara, kini muncul retakan yang kian melebar. Seby Sambom juru bicara dalam barisan OPM, secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Benny Wenda sebagai Presiden West Papua. Dukungan itu disampaikan secara terbuka dalam rekaman video yang beredar luas.
Pernyataan itu bak petir di tengah kabut perjuangan dan mengguncang fondasi persatuan OPM. Tokoh dan anggota OPM menilai langkah Seby sebagai pengkhianatan terhadap struktur perjuangan. Mereka merasa dikhianati dan menilai langkah Seby sebagai tanda perpecahan di tengah perjuangan yang belum usai.
“Benny Wenda memang sosok yang dikenal, tapi keputusan Seby terlalu tergesa. Kami berjuang bukan untuk satu nama, melainkan untuk seluruh rakyat Papua,” ujar salah satu tokoh lapangan di Pegunungan Tengah yang menolak disebutkan namanya. Nada suaranya berat, menggambarkan kekecewaan yang mendalam.
Di beberapa wilayah pegunungan, kabar ini menimbulkan kegelisahan dan pertikaian di antara sesama pejuang. Grup-grup komunikasi internal OPM dikabarkan memanas, bahkan muncul seruan untuk memisahkan diri dari barisan yang mendukung Seby.
Kini, perjuangan yang selama ini berjalan dalam satu semangat mulai terbelah. Di tengah hutan, di kamp pengungsian, di sela doa-doa rakyat Papua, muncul pertanyaan yang tak terucap: apakah persatuan yang dibangun dengan darah dan pengorbanan kini mulai runtuh oleh perbedaan pandangan?
