OPM Minta Perlindungan HAM, Namun Justru Melanggar HAM dengan Aksi Keji Terhadap Masyarakat Papua

Hukrim113 views

buletinjubi.com-Ironi besar kembali mencuat di Tanah Papua. Di satu sisi, kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kerap menyerukan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) dan menuduh aparat keamanan melakukan pelanggaran. Namun di sisi lain, kelompok tersebut justru melakukan tindakan keji yang jelas-jelas melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Pembunuhan, penyiksaan, dan kekerasan brutal terhadap warga sipil Papua terus terjadi, menciptakan duka dan ketakutan di tengah masyarakat.

Salah satu tokoh masyarakat di Kabupaten Puncak, Yulianus Murib, menuturkan bahwa masyarakat sudah sangat lelah dengan situasi ini. “Mereka bilang berjuang untuk HAM, tapi kami yang menjadi korban. Anak-anak kami dibunuh, perempuan kami disiksa. Apa itu bukan pelanggaran HAM?” ujarnya dengan nada tegas. Ia menambahkan, masyarakat Papua tidak lagi melihat OPM sebagai pejuang, melainkan sebagai ancaman terhadap kehidupan damai di tanah mereka sendiri, Selasa (28/10/2025).

Kekejaman OPM juga terlihat dari berbagai aksi penyerangan terhadap fasilitas publik dan tenaga kemanusiaan. Sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah menjadi sasaran pembakaran dan perusakan. Tidak sedikit guru dan tenaga kesehatan yang harus meninggalkan daerah karena takut menjadi korban berikutnya. Akibatnya, pelayanan publik di beberapa wilayah pedalaman terhenti total.

Tokoh adat dari Lanny Jaya, Bapak Markus Yikwa, menilai bahwa tindakan OPM sudah jauh dari nilai-nilai budaya dan moral masyarakat Papua yang menjunjung tinggi persaudaraan. “Dalam adat kami, nyawa manusia itu suci. Tidak boleh dilukai apalagi dibunuh. Tapi OPM justru menodai nilai adat dengan tindakan kekerasan. Ini bukan perjuangan, ini kejahatan kemanusiaan,” tegasnya.

Tokoh pemuda Papua, Elpias Wonda, juga menyerukan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh propaganda OPM yang sering menunggangi isu HAM. “Isu HAM dijadikan tameng oleh OPM untuk mendapatkan simpati dunia luar, padahal mereka sendiri pelaku utama pelanggaran itu. Dunia harus tahu, korban sebenarnya adalah masyarakat Papua yang ingin hidup damai,” ucapnya.

Masyarakat kini berharap agar pemerintah dan aparat terus bertindak tegas terhadap para pelaku kekerasan. Mereka juga meminta agar dunia internasional tidak lagi mudah terpengaruh oleh propaganda OPM, tetapi melihat kenyataan bahwa kelompok tersebut telah menjadi sumber penderitaan di Tanah Papua.

Papua membutuhkan kedamaian, bukan darah dan air mata. Dan kedamaian itu hanya dapat tercapai jika seluruh masyarakat bersatu menolak segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan perjuangan, termasuk kekejaman yang dilakukan oleh OPM.