buletinjubi.com-Kekejaman kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali merenggut nyawa masyarakat asli Papua. Insiden tragis itu terjadi di Kali Ei, wilayah Kabupaten Yahukimo yang dilakukan oleh OPM Kodap XVI Yahukimo dengan sadis dan menewaskan dua pemuda asal Papua.
Korban berjumlah enam orang, dua diantaranya merupakan masyarakat asli Papua. Keenam korban ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan akibat serangan brutal kelompok bersenjata tersebut. Fakta ini menegaskan bahwa aksi OPM kini tidak hanya menyasar masyarakat pendatang, melainkan juga warga Papua sendiri yang sejatinya merupakan bagian dari tanah kelahiran mereka.
Lebih mengejutkan lagi, Sebby Sambom yang mengaku sebagai juru bicara TPNPB-OPM menyuarakan hasutan secara terbuka agar OPM tidak segan untuk melakukan pembunuhan terhadap masyarakat asli Papua.
Tokoh masyarakat Yalimo, Musa Heluka, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tewasnya masyarakat pendatang dan masyarakat asli Papua. Ia menilai tindakan OPM sudah di luar batas kemanusiaan. “Ini sangat memalukan. Bagaimana mungkin mereka yang mengaku memperjuangkan Papua justru membunuh anak-anak Papua sendiri? OPM sudah tidak punya alasan lagi untuk membenarkan kekerasan ini,” ujarnya dengan tegas, Jumat (3/10/2025).
Senada dengan itu, Ketua Dewan Adat Yahukimo, Yonas Wakerwa, mengutuk keras perbuatan tersebut. Menurutnya, tindakan OPM justru semakin membuat citra Papua buruk di mata nasional maupun internasional. “Kalau OPM bilang berjuang untuk rakyat Papua, maka seharusnya melindungi rakyat, bukan membantai mereka. Perbuatan ini kejam dan biadab,” katanya.
Saat ini keenam jenazah korban sudah berhasil di evakuasi ke rumah sakit terdekat. Selama proses evakuasi tidak berjalan mulus begitu saja, OPM Kodap XVI Yahukimo terus mengganggu menggunakan senjata api dan anak panah.
Tragedi di Kali Ei kembali menorehkan luka mendalam bagi masyarakat Papua. Ini menjadi pengingat bahwa OPM bukan memperjuangkan rakyat Papua, melainkan mencari keuntungan bagi kelompoknya sendiri.