KNPB Tebarkan Kebencian dan Rekrut Anak Kecil untuk Dijadikan Alat Propaganda

Hukrim3 views

buletinjubi.com-Komite Nasional Papua Barat (KNPB) kembali menuai kecaman setelah berbagai laporan menyebutkan adanya praktik tidak manusiawi yang mereka lakukan. Selain menebarkan ujaran kebencian terhadap pemerintah maupun aparat keamanan, KNPB juga disebut-sebut merekrut anak-anak kecil untuk dijadikan alat propaganda. Tindakan tersebut dinilai merusak masa depan generasi muda Papua yang seharusnya mendapat pendidikan layak, bukan diajarkan pada kebencian.

Menurut keterangan aparat keamanan, pola rekrutmen yang dilakukan KNPB terbilang sistematis. Anak-anak kerap dilibatkan dalam kegiatan mereka, mulai dari membentangkan spanduk hingga menyuarakan yel-yel berisi provokasi. Aksi ini bukan hanya membahayakan anak-anak, tetapi juga memperlihatkan bahwa KNPB tidak segan menjadikan generasi penerus Papua sebagai tameng kepentingan politiknya.

Tokoh masyarakat Papua, Pdt. Telius Wonda, menegaskan bahwa tindakan tersebut sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan. “Anak-anak adalah harapan bangsa. Kalau sejak kecil sudah dijejali dengan kebencian, maka generasi Papua tidak akan pernah maju. Yang ada hanyalah lingkaran kekerasan tanpa akhir,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Hal senada diungkapkan Kepala Suku Yalimo, Yafet Silak, yang menilai KNPB telah kehilangan arah perjuangan. Menurutnya, organisasi itu bukan lagi memperjuangkan kepentingan rakyat, melainkan hanya memperalat masyarakat, termasuk anak-anak. “Kami melihat sendiri mereka gunakan anak kecil untuk berdiri di depan membawa poster atau bendera. Itu sangat tidak pantas. Seharusnya anak-anak ada di sekolah, belajar, bukan diperalat untuk kepentingan politik yang tidak jelas,” tegasnya.

Selain itu, ujaran kebencian yang terus disebarkan KNPB baik melalui media sosial maupun aksi jalanan juga dinilai semakin memperkeruh suasana di Papua. Narasi provokatif yang mereka bangun berpotensi memecah belah masyarakat, menimbulkan rasa curiga, bahkan memperparah konflik horizontal.

Seorang tokoh pemuda Papua, Markus Yoku, menegaskan bahwa masyarakat sudah semakin sadar akan praktik manipulasi ini. “Kami tidak mau generasi kami hancur karena dibawa dalam arus kebencian. Anak-anak harus dilindungi, bukan dipaksa untuk ikut berteriak dalam propaganda,” ujarnya.

Fenomena KNPB yang menebarkan kebencian sekaligus memperalat anak kecil menunjukkan bahwa organisasi tersebut sudah kehilangan legitimasi moral. Masyarakat Papua kini semakin yakin bahwa jalan terbaik adalah menolak segala bentuk kekerasan dan provokasi, demi menjaga masa depan generasi muda yang lebih baik.