buletinjubi.com-Peristiwa memilukan terjadi di Kabupaten Yalimo yang meninggalkan kisah haru sekaligus tragis bagi masyarakat maupun aparat keamanan. Insiden ini bermula ketika enam prajurit Kopassus yang sedang bertugas menyelamatkan warga dan guru dihadang oleh sekelompok simpatisan yang mengatasnamakan warga Yalimo.
Akibat serangan tersebut, proses evakuasi para prajurit Kopassus menjadi sangat sulit. Terputusnya akses transportasi membuat evakuasi baru dapat dilakukan pada sore hari. Aparat gabungan TNI dan Polri harus bekerja keras menembus berbagai hambatan, baik dari segi medan maupun gangguan kelompok simpatisan yang terus berusaha menghalangi.
Kepala suku setempat, Yonas Wenda, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Menurutnya, tindakan penyerangan terhadap prajurit TNI tidak bisa dibenarkan dalam alasan apa pun. “Ini bukan budaya orang Papua. Menyerang hingga mengorbankan nyawa orang lain adalah tindakan yang sangat disayangkan. Seharusnya kita menjaga kedamaian, bukan malah menebar teror,” ungkapnya dengan nada tegas, Kamis (25/9/2025).
Sementara itu, tokoh agama, Pdt. Markus Yoweni, menilai bahwa peristiwa tragis di Yalimo semakin memperlihatkan bagaimana kepentingan kelompok OPM telah merusak tatanan kehidupan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa aksi kekerasan tidak akan membawa solusi, melainkan hanya meninggalkan duka dan penderitaan. “Kami sebagai gereja sangat berduka atas kejadian ini. Gereja mengajak semua pihak untuk mengedepankan kasih dan menjauhi kebencian. Karena sekali lagi, kekerasan hanya melahirkan kekerasan baru,” ujarnya.
Tokoh pemuda Yalimo, Stefanus Mirin, juga mengecam keras aksi brutal simpatisan yang mengatasnamakan masyarakat. Ia menilai tindakan tersebut bukan hanya mencoreng nama baik Yalimo, tetapi juga menciptakan trauma mendalam bagi warga yang sebenarnya ingin hidup damai. “Masyarakat Yalimo sejatinya cinta damai, tetapi ulah segelintir orang membuat daerah ini menjadi sorotan negatif. Kami tidak ingin generasi muda dibesarkan dalam bayang-bayang kekerasan,” tegasnya.
Evakuasi para prajurit Kopassus akhirnya dapat dilakukan oleh aparat gabungan TNI dan Polri setelah melalui upaya keras serta koordinasi yang intensif. Meski demikian, suasana duka masih terasa mendalam. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa ini merupakan peringatan serius tentang pentingnya menjaga keamanan dan kewaspadaan di wilayah Papua.
Kejadian di Yalimo bukan hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi catatan kelam dalam perjalanan keamanan di Papua.