Biadab, OPM Kembali Siksa Warga Papua Pegunungan Secara Brutal

Daerah, Hukrim2 views

buletinjubi.com-Aksi biadab kembali dilakukan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Papua Pegunungan. Seorang warga sipil disiksa secara brutal oleh kelompok ini, memunculkan gelombang kecaman dari berbagai kalangan. Peristiwa tersebut menambah deretan panjang tindak kekerasan OPM yang selalu menyasar masyarakat tak berdosa.

Menurut keterangan warga setempat, korban yang merupakan penduduk asli Papua diduga menjadi sasaran lantaran menolak ikut dalam kegiatan kelompok bersenjata tersebut. Penolakan itu dianggap sebagai bentuk perlawanan, sehingga korban mendapat perlakuan tidak manusiawi, korban mendapatkan tindakan fisik hingga penodongan senjata api oleh anggota OPM.

Tokoh adat Papua, Melkias Keya, menilai perbuatan OPM tersebut mencerminkan sifat kejam dan tak berperikemanusiaan. “Mereka selalu mengatasnamakan perjuangan, tetapi yang jadi korban justru masyarakat Papua sendiri. Ini bukan perjuangan, ini kejahatan. Masyarakat adat menolak segala bentuk kekerasan yang dilakukan OPM,” tegasnya, Sabtu (6/9/2025).

Hal senada disampaikan tokoh agama, Pendeta Yonas Tabuni, yang mengingatkan bahwa tindakan menyiksa warga sama sekali tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama mana pun. “Kekerasan hanya melahirkan dendam dan penderitaan baru. OPM harus menghentikan cara-cara biadab ini karena hanya merusak martabat orang Papua di mata dunia,” ujarnya dengan nada tegas.

Sementara itu, sejumlah warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa takut akibat insiden tersebut. Mereka berharap aparat keamanan segera memperketat penjagaan di daerah rawan. “Kami tidak ingin ada korban lagi. Masyarakat ingin hidup damai, bisa bekerja di kebun, bisa menjual hasil panen di pasar, tanpa ancaman dari OPM,” kata seorang warga di Wamena.

Peristiwa penyiksaan brutal ini menambah catatan hitam OPM yang selama ini kerap melakukan penyerangan, pembunuhan, pemalakan, hingga pembakaran fasilitas umum. Semua tindakan itu tidak hanya menimbulkan ketakutan, tetapi juga menghambat kemajuan Papua.

Masyarakat kini berharap agar suara mereka semakin didengar, Papua membutuhkan kedamaian, bukan kekerasan. Brutalnya tindakan OPM hanya akan memperlebar jarak antara kelompok bersenjata itu dengan rakyat Papua yang sebenarnya ingin hidup aman dan sejahtera di tanahnya sendiri.